Gapura ucapan selamat datang Kabupaten Sumedang di Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, menuai banyak kritik netizen di media sosial.
Gapura yang bertulisan 'Selamat Datang di Sumedang Kota Tahu' itu dinilai tidak memiliki karya seni atau mencirikan khas Kabupaten Sumedang. Gapura dinilai dibangun dengan desain ala kadarnya.
"Tolong legislatif sebagai lembaga pengawas anggaran, sebelum terlambat, coba terangkan ke Rakyat untuk pembangunan gapura selamat datang di Ciherang, yang dirasa tak pantas dan tidak mengandung unsur seni dan estetika dan histori Sumedang sebagai SPBS (SUMEDANG Puser Budaya Sunda) mana atuh cirina, gapura wae jiga kitu," tulis akun Asep Gagak di grup Facebook Komunitas Warga Sumedang.
Hal yang sama dilontarkan warga Desa Ciherang, Cepi (28). Ia menilai gapura itu tidak memiliki karya seni yang mencerminkan khas Sumedang. "Sebel ngeliatnya juga, tidak ada seninya. percuma dibikin juga, yang di pinggir gapura juga yang niatnya bikin tahu malah bentuknya jadi kaya kardus," kata Cepi (26) saat ditemui di lokasi gapura, Rabu (5/2/2020).
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki gapura itu daripada bikin malu warga Sumedang. Pasalnya, Sumedang merupakan salah satu akses perlintasan menuju Jabar kawasan utara dan Jawa Tengah.
"Kalau ada yang nyuruh diancurin, bakalan saya ancurin. Asli kang, soalnya malu. Soalnya ini kan jalur yang banyak di ewatin, setidaknya perbaiki jangan kaya gini juga bentuknya," kata Cepi.
![]() |
Menurut Cepi, gapura tersebut jauh berbeda dengan gapura yang sebelumnya ada. Gapura sebelumnya memiliki nilai seni meski sederhana.
"Sebelum ketabrak truk Fuso, malah lebih bagus gapuranya, biar simpel tapi ada bentuk seninya, nggak kaya ini, nggak ada nilai seninya, bahan kayak seadanya. Sampai besi-besinya saja keliatan, kayak belum jadi," terang Cepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada disampaikan sopir truk, Bagus (42). Warga asal Cirebon yang sedang beristirahat itu hanya bisa tersenyum melihat gapura tersebut. "Saya kira ini belum jadi, Mas. Soalnya, dilihatnya pembangunannya kayak baru proses awal saja, Kayak kerangka besinya yang kelihatan, terus dilapisi sama fiber. Mungkin ini masih proses mungkin," kata Bagus sambil tertawa.
Bagus lalu menebak-nebak usia gapura tersebut. "Saya memang bukan tukangnya, Mas. Tapi sudah bisa kelihatan bahannya itu kayak fiber, terus hurufnya juga itu kayak dilem. Lama-kelamaan kehujanan-kepanasan, copot itu, Mas," tebak Bagus.