Delis Sulistina (13) ditemukan tewas di gorong-gorong depan SMPN 6 Tasikmalaya pada Senin (27/1) lallu. Ibu korban, Wati Candrawati (46) menyebut sampai detik ini ayah korban tak pernah datang ke rumah untuk sekadar mendoakan atau melayat.
Untuk diketahui, orang tua Delis sudah lama berpisah. Wati sang ibu membesarkan Delis sendiri sejak usia 3 tahun. Sedangkan ayahnya dikabarkan menikah lagi dengan wanita lain. Sejak saat itu Delis dan ayahnya jarang komunikasi. Menurut Wati, ayahnya hanya datang paling cepat sebulan sekali untuk menjenguk.
Namun ketika Delis dilaporkan hilang, menurut Wati ayahnya yang bernama Budi hanya datang 2 kali. Pertama datang saat ikut mencari Delis pada Sabtu (25/1/2020). Kemudian saat RSUD dr Soekardjo setelah mayat Delis ditemukan di dalam gorong-gorong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayahnya jarang berkunjung. Waktu kejadian juga katanya ke rumah sakit melihat jenazah tapi ketika itu saya pulang jadi gak ketemu langsung," ujar Wati.
Wati mengungkapkan setelah kejadian memilukan itu, ayah Delis malah tak pernah datang ke rumah korban yang berada di Sindangjaya, Mangkubumi, Tasikmalaya. Bahkan saat jenazah dimakamkan usai diautopsi tak menunjukan batang hidungnya di lokasi pemakaman.
"Setelah kejadian belum pernah ke sini lagi, nggak ada ngasih apa-apa untuk biaya apapun. Kan datang juga nggak, apalagi ngasih biaya," jelas Wati.
Wati mengungkapkan, Delis tak bertemu atau ngobrol dengan ayahnya sebelum ditemukan tewas. Karena selama ini, diketahui ayahnya jarang sekali datang berkunjung ke rumah.
"Sepengetahuan saya nggak mendengar ketemu sama bapaknya. Bapaknya juga nggak ngomong sempat ketemu dengan Delis," ucap Wati.
Menurut Wati, ayah Delis bekerja di sebuah rumah makan di sekitar Dadaha Tasikmalaya. Namun menurut kabar sudah beberapa lama tak masuk kerja karena sakit. Wati menjelaskan pada saat Delis hilang, ayahnya sempat bercerita kepadanya bahwa dia sedang mengalami sakit.
"Katanya sedang sakit, itu juga waktu hari Sabtu ikut cari Delis maksain masuk kerja lagi. Sebelumnya gak kerja, sakit," ungkap Wati.
Sampai saat ini Wati menduga bahwa anaknya korban pembunuhan. Kecurigaan itu muncul ketika anaknya ditemukan tewas di dalam gorong-gorong depan sekolahnya. Menurut Wati, tubuh anaknya tak mungkin masuk karena diameter gorong-gorong sekitar 40 sentimeter.
"Ya dicurigai korban pembunuhan. Tidak masuk akal, kalau misalkan kebawa air tidak mungkin bisa masuk gorong-gorong. Itu sepertinya dimasukkan ke dalam," ujar Wati saat ditemui di rumahnya di Kota Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020).