Ia kemudian menyebutkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Dalam hadis itu, Rasulullah bersabda: Janganlah kamu mencintai seseorang secara berlebihan, bisa jadi orang yang kamu cintai berlebihan itu akan menjadi orang paling kamu benci di kemudian hari dan janganlah engkau membenci orang dengan berlebihan juga, karena bisa jadi orang yang kamu benci menjadi orang yang paling kamu cintai di kemudian hari.
"Kiranya hadis tersebut tepat untuk kita, orang yang begitu dicintai di kongres yang lalu menjadi orang yang begitu dibenci pada kongres berikutnya. Juga orang yang paling dibenci pada kongres lalu menjadi orang paling dicintai. Cinta dan benci yang berlebihan ini sudah seharusnya kita akhiri," kata Tjatur dalam keterangan tertulis, Selasa (4/2/2020).
Tjatur yang pernah menjabat Ketua FPAN DPR RI ini menuturkan pada hakikatnya semua kader PAN adalah bersaudara. PAN mencapai puncak prestasi di Pemilu 2014 dengan perolehan 7,6% suara pada saat seluruh kader PAN bersatu.
"Meningkat 50% dari suara pemilu sebelumnya atau meningkat 3,2 juta suara hasil pemilu itu tidak lepas dari kongres Batam 2010," ucapnya.
Pada kongres Batam, dua caketum yang berhadapan akhirnya bersatu. Hatta Rajasa yang disebut sebagai matahari bersatu dengan penantangnya, Dradjad Wibowo yang dikenang sebagai rembulan.
"Di mana pada waktu itu terkenal dengan matahari di tangan kanan dan rembulan di tangan kiri. Matahari dan bulan bersatu saat kongres, dan juga diikuti setelah kongres. Tidak ada satupun yang tertinggal di situ sehingga dengan penuh cinta dan kebersamaan membangun partai," kenangnya.
Sayangnya apa yang terjadi di Batam tidak berlanjut ke kongres PAN di Bali. Tjatur menyebut, kurangnya kebersamaan setelah kongres di Bali berdampak buruk pada Pemilu 2019.
"Ini yang menempatkan kita PAN ada di sudut ruang rapat paripurna, sebuah posisi yang kurang membahagiakan. Dengan posisi di ruang rapat paripurna cukup untuk introspeksi diri. Kongres ke-5 ini bukan hanya penting untuk arah partai selanjutnya tapi juga sangat penting bagi eksistensi partai ke depan jangan diulangi lagi kesalahan yang telah lalu," imbaunya.
"Mari kita tingkatkan kualitas kongres 5 ini bukan hanya ritual pelaksanaan AD/ART kita tapi juga menumbuhkan kembali nilai-nilai berpartai dan memberikan manfaat yang luas kepada seluruh kader PAN," ajaknya.
Hal tersebut, menurut Tjatur hanya bisa berhasil jika Kongres 5 PAN di Kendari mampu menumbuhkan kembali nilai berpartai seperti ketulusan, rasa kasih sayang, kerelaan berkorban, kebersamaan mempersatukan seluruh kader partai.
"Karena hanya dengan itu kapal besar ini akan mampu menghadapi tantangan yang begitu besar di depan mata. Dan kita akan menatap di dermaga 2024 dengan gagah dan penuh cinta serta PAN dicintai seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya. (mul/mpr)