Rumah sakit (RS) khusus untuk pasien virus corona di Wuhan, China dibangun dengan mencontoh RS yang dibangun untuk merawat pasien wabah sindrom pernapasan akut berat (SARS) tahun 2003 lalu.
Seperti dilansir BBC dan The Global Times, Senin (3/2/2020), RS Huoshenshan telah selesai dibangun di kota Wuhan, pusat wabah virus corona, hanya dalam 10 hari.
Pembangunan RS ini didasarkan pada desain RS Xiaotangshan yang dibangun otoritas China di Beijing untuk mengatasi wabah SARS tahun 2003 atau sekitar 17 tahun lalu. Diketahui bahwa RS Xiaotangshan saat itu dibangun hanya dalam waktu tujuh hari. Hal ini memecahkan rekor dunia untuk pembangunan rumah sakit tercepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China memiliki rekor dalam menyelesaikan sesuatu dalam waktu cepat bahkan untuk proyek monumental seperti ini," sebut peneliti senior untuk kesehatan global pada Dewan Hubungan Luar Negeri, Yanzhong Huang, dalam pernyataannya.
Dewan Hubungan Luar Negeri atau The Council on Foreign Relations merupakan sebuah forum diskusi atau think-tank non-profit asal Amerika Serikat (AS) yang mengkhususkan pada kebijakan luar negeri AS dan isu-isu internasional.
Sama seperti RS Xiaotangshan, pembangunan RS Huoshenshan untuk pasien virus corona di Wuhan dilakukan dengan menggunakan bangunan prefabrikasi, semacam bangunan atau panel yang telah dicetak terlebih dulu di pabrik kemudian dikirimkan ke lokasi pembangunan dan dirakit di tempat.
Simak Video "Dokter Eka Hospital: Pasien Benar Terinfeksi Virus, Tapi Bukan Corona"
Huang menyebut para insinyur dibawa dari berbagai wilayah China demi menyelesaikan proyek RS Huoshenhan tepat waktu. "Pengerjaan teknik adalah keahlian China. Negara itu memiliki catatan membangun gedung pencakar langit secara cepat. Ini sangat sulit untuk dibayangkan orang-orang Barat. Itu bisa dilakukan," imbuhnya.
RS Huoshenshan dirancang desainnya dan mulai dibangun pada 23 Januari lalu. Pembangunannya dinyatakan telah selesai pada Minggu (2/2) waktu setempat. Laporan Associated Press yang mengutip media nasional China, menyebut pasien pertama tiba di RS Huoshenshan pada Senin (3/2) pagi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Menurut laporan media lokal, Economic Daily, proyek pembangunan RS Huoshenshan melibatkan 700 personel managerial dan 4 ribu pekerja konstruksi.
Xinhua News Agency yang dikutip Associated Press menyebut pembangunan ini melibatkan 7 ribu personel, yang terdiri atas tukang kayu, tukang ledeng, tukang listrik dan spesialis-spesialis lainnya.
RS Huoshenshan ini memiliki luas bangunan 60 ribu meter persegi dan terdiri atas dua lantai. Menurut surat kabar pemerintah, Yangtze Daily, sekitar separuh dari bangunan itu merupakan kamar karantina untuk pasien virus corona. Disebutkan juga bahwa ada sedikitnya 30 ruang perawatan intensif (ICU) di RS darurat ini.
RS yang baru selesai dibangun ini memiliki sejumlah keistimewaan. Salah satunya, RS Huoshenshan memiliki sistem ventilasi khusus dan lemari kabinet dua sisi, yang menghubungkan kamar pasien dengan lorong dan memampukan staf-staf RS untuk mengantarkan pasokan tanpa perlu memasuki kamar-kamar pasien.
Dilaporkan Yangtze Daily, para dokter bisa berbicara dengan para ahli di luar melalui sistem video yang menghubungkan mereka ke Rumah Sakit Umum PLA (militer China) di Beijing. Menurut media Yangtze Daily, sistem video tersebut dipasang hanya dalam waktu kurang dari 12 jam oleh sebuah "tim komando" beranggotakan 20 orang dari perusahaan Wuhan Telecom Ltd.
Tidak hanya itu, menurut surat kabar lokal Shanghai, The Paper, RS Huoshenshan juga menerima donasi 'robot-robot medis' dari sebuah perusahaan China. Robot-robot medis itu bisa digunakan untuk mengantarkan obat dan membawa sampel.