Sohibul Kenang Pesan Gus Sholah: Tak Ada Dikotomi, Islam-Nasionalis Menyatu

Sohibul Kenang Pesan Gus Sholah: Tak Ada Dikotomi, Islam-Nasionalis Menyatu

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Senin, 03 Feb 2020 10:37 WIB
Presiden PKS Sohibul Iman saat melayat di rumah duka Gus Sholah
Presiden PKS Sohibul Iman saat melayat di rumah duka Gus Sholah. (Jefrie/detikcom)
Jakarta -

Presiden PKS Sohibul Iman mengenang pesan almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tentang kebangsaan usai melayat di rumah duka. Sohibul mengatakan Gush Sholah selalu menegaskan tak ada dikotomi keislaman dan keindonesiaan.

"Ya beliau selalu menegaskan tidak ada dilema antara keindonesiaan dengan keislaman. Karena itu, negeri ini yang mayoritasnya umat Islam tidak ada tempatnya untuk kita mengadakan dikotomi sehingga berhadap-hadapan. Justru Islam dan nasionalis itu harus menyatu," kata Sohibul di rumah duka Gus Sholah, Jalan Bangka Raya, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020).


Sohibul menyebut pesan Gus Sholah itu menandakan harus ada keseimbangan peran dalam membangun bangsa. Sohibul kemudian berbicara mengenai bangsa Indonesia yang dekat secara historis dengan kalangan nasionalis dan Islam.

"Saya katakan takdir sosiologis bangsa ini selalu ada kelompok Islam dan nasionalis. Dan, takdir historisnya Indonesia dimerdekakan oleh dua kelompok ini. Karena itu kita harus bahu-membahu membangun bangsa ini," sambungnya.

Sohibul juga bercerita sempat berbicara dengan mendiang Gus Sholah beberapa bulan yang lalu. Dia menyebut sang kiai memiliki pemahaman agama yang mendalam.

"Saya kebetulan dua bulan lalu ke sini, ngobrol dengan beliau. Memang beliau ini seorang yang memiliki pemahaman agama yang mendalam, termasuk wawasan kemasyarakatan yang luar biasa. Sehingga apa yang keluar dari beliau itu merupakan sesuatu yang memberikan hikmah yang besar buat kami. Kami merasakan ini sebagai pelita di dalam perjalanan kami," ucap Sohibul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia pun turut berbelasungkawa atas kepergian Gus Sholah menghadap Sang Maha Pencipta. Sohibul berharap generasi saat ini dapat meneladani sosok Gus Sholah.

"Merasa kehilangan atas wafatnya Gus Solah karena beliau adalah seorang ulama yang tawadu dan diterima oleh semua kalangan, tidak hanya di Islam, tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, kita sebagai bagian dari negeri ini merasa kehilangan tokoh bangsa, tokoh panutan bagi umat," ujarnya.

Gus Sholah meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Minggu (2/2) pukul 20.55 WIB malam tadi. Rombongan pengantar jenazah Gus Sholah bertolak ke Bandara Halim Perdanakuma pada pukul 08.37 WIB. Jenazah akan dimakamkan di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, sekitar pukul 16.00 WIB.

ADVERTISEMENT

Simak Video "Ponpes Tebuireng Bersiap Menyambut Kedatangan Jenazah Gus Sholah"

[Gambas:Video 20detik]

(jef/azr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads