Misteri Kematian Delis yang Mayatnya Ditemukan di Gorong-gorong Sekolah

Misteri Kematian Delis yang Mayatnya Ditemukan di Gorong-gorong Sekolah

Tim detikcom - detikNews
Senin, 03 Feb 2020 09:20 WIB
Gorong-gorong smpn 6 tasikmalaya lokasi temuan mayat
Foto: Lokasi penemuan mayat dalam gorong-gorong (Dadang Hermansyah/detikcom)
Tasikmalaya -

Penyebab kematian Delis Sulitina (13) siswi kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya yang mayatnya ditemukan di gorong-gorong sekolahnya ini masih menjadi misteri. Pihak keluarga menduga Delisa menjadi korban pembunuhan. Sementara polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian siswi malang tersebut karena masih menunggu hasil autopsi.

Seperti diketahui, Delis ditemukan tewas di sebuah gorong-gorong SMPN 6 di Jalan Cilembang, Kota Tasikmalaya. Mayat ditemukan secara tidak sengaja ketika penjaga sekolah akan memperbaiki gorong-gorong yang mampet sejak beberapa hari terakhir.

Tak hanya itu, gorong-gorong yang berada depan sekolah pun mengeluarkan bau tidak sedap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau memperbaiki gorong-gorong karena sudah beberapa hari mampet. Sempat dirojok menggunakan bambu tapi nyangkut seperti ada yang menghalangi," ujar Dedi, penjaga sekolah.

Lalu penjaga sekolah dibantu warga memutuskan untuk membongkar gorong-gorong. Setelah berhasil digali, warga kaget dengan munculnya sebuah kaki manusia.

ADVERTISEMENT

"Saat digali kaget muncul kaki, kemudian memanggil beberapa warga lalu melaporkan temuan ini ke Polisi. kemudian mayat dievakuasi dibawa ke Rumah Sakit," ujar Dedi.

Temuan itu langsung dilaporkan ke pihak kepolisian. Polisi langsung bergerak dan melakukan olah tempat kejadian perkara dan autopsi kepada jenazah demi mengungkap penyebab kematian.

Sementara itu pihak keluarga menduga Delis menjadi korban pembunuhan. Pasalnya mereka menilai kematian Delis dinilai tidak wajar.

"Iya, meninggal nggak wajar. Sebab, itu gorong gorong kecil, sedangkan anak besar, jadi tidak mungkin masuk sendiri," ujar Wati Candrawati, ibu Delis, di lokasi pemakaman.

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto menegaskan sampai saat ini pihak polisi masih belum menyimpulkan penyebab kematian korban. Meski banyak beredar kabar di masyarakat dan orang tua korban menduga korban meninggal akibat dibunuh.

"Kita tunggu hasil autopsi, masih perlu analisa dan pemeriksaan laboratorium lanjutan. Jadi sementara belum diketahui penyebab kematian korban, apakah karena hasil tindak pidana atau yang lain," kata Anom, Jumat (31/1/2020).

Menurut Anom, polisi akan bersikap profesional dalam penyelidikan. Kesimpulan penyebab kematian harus didasari dengan bukti, keterangan saksi, dan hasil autopsi yang telah dilaksanakan di ruang instalasi pemulasaraan jenazah RSUD dr Soekardjo. Hasil autopsi baru diketahui 14 sampai 20 hari kerja.

Anom mengatakan sampai saat ini saksi yang diperiksa sudah sembilan orang. Saksi itu mulai dari teman korban, pihak sekolah hingga lingkungan di sekitar lokasi penemuan.

"Ada 9 saksi yang diperiksa, barang bukti berupa buku-buku, tas, sepatu dan seragam pramuka," ujar Kapolres.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads