Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan munculnya 'kerajaan-kerajaan' baru. Setelah heboh kerajaan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini muncul jaringan kerajaan King of The King. Penggunaan istilah tersebut bisa jadi diadopsi dari gelar King of The Kings yang mulanya dipakai di Persia kuno dan pernah diadopsi di zaman kekhalifahan Islam. Namun tentu saja jaringan King of The King yang ada sekarang tak ada kaitannya dengan King of The Kings di masa lalu.
Merujuk laman Encyclopedia Britannica, gelar King of The Kings atau Raja Diraja, artinya adalah 'rajanya para raja'. King of The Kings merupakan gelar yang mulanya dipakai oleh raja-raja Persia Kuno. Dalam bahasa Persia, disebut Syahansyah/Shahanshah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang menyandang gelar King of The Kings ialah raja Persia, Cyrus II Yang Agung, memerintah dari tahun 559 hingga 529 SM. Ada juga Xerxes I, raja keempat dari Akhemeniyah di Kekaisaran Persia yang memimpin pada 486 hingga 465 SM. Xerxes bahkan dengan terang-terangan membanggakan gelar King of The Kings ini.
"Aku adalah Xerxes, Raja Agung, King of The Kings, raja provinsi di banyak bahasa, raja dari bumi yang besar ini, jauh dan dekat, putra Raja Darius Sang Akhaemenian," ucapnya dengan bangga.
Gelar King of The Kings ini kemudian dipakai oleh Raja Iran Mohammad Reza Pahlavi, ia dipanggil dengan julukan Shah Iran pada tahun 1941. Selain itu, masih menurut penjelasan Encyclopedia Britannica, gelar ini juga pernah digunakan di Afghanistan hingga negara-negara lain di Asia tengah.
Selain itu, gelar King of The Kings ini pernah dipakai pada zaman kekhalifahan Islam. Philip K Hitti mencatat dalam bukunya 'History of the Arabs', gelar King of The Kings ini diadopsi oleh Adud al-Dawlah (949-983 M) pada dinasti Buwaihi. Gelar ini juga kerap disebut sebagai Malik Al-Muluk.
Adud adalah pemimpin pertama dalam Islam yang menyandang gelar king of the kings ini. Ketika menyang gelar ini, Adud memanfaatkannya untuk terus mengembangkan kekhalifahannya, ia bahkan mempercantik kerajaannya di Baghdad, Irak. Gelar King of The Kings ini kemudian juga dipakai untuk dinasti-dinasti kekhalifahan di Turki.
Jika dicermati, King of the King yang belakangan muncul di Tangerang hingga Kalimantan Timur ini ada perbedaan penulisan. Di Indonesia, pihak yang menggunakan gelar menuliskan 'king of the king', atau jika diartikan secara kaku 'raja dari raja (tunggal)', bukan 'king of the kings' yang berarti 'raja dari para raja (jamak)'.