Bantul -
Seragam Raja, Ratu dan pengikut Keraton Agung Sejagat ternyata dipesan dari tempat pembuatan kostum di Bantul. Pemilik Putro Moelyono Drumband, Bantul yakni Wahyu Agung Santoso (35) menceritakan awal mula 'ratu' Fanni Aminadia menghubunginya.
"Pertama itu Fanni telepon saya, bisa tidak membuatkan seragam, saya jawab bisa dan bulan November 2019 itu dia (Fanni) datang ke sini," ujar Putro kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Dusun Sonosewu, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Rabu (29/1/2020).
Lanjut pria yang kerap disapa Koko ini, Fanni menghubunginya karena dia juga mempromosikan usaha miliknya melalui medsos dan website. Setelah menyanggupinya, Fanni lantas mendatangi rumah sekaligus tempat usaha Koko untuk menunjukkan desain seragam pesanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak sempat tanya ke dia (Fanni) seragam ini untuk apa. Karena saya kira untuk drumband atau kegiatan kebudayaan itu, kan rata-rata yang buat ke sini untuk itu," imbuhnya.
Setelah mencapai persetujuan, Fanni lalu membayar Rp 1 juta sebagai tanda jadi. Selanjutnya, Koko dan karyawannya mulai mengerjakan pesanan seragam tersebut.
"Pengerjaannya mulai bulan November sampai tanggal 6 Januari, lembur terus itu karena pesanannya kan banyak juga," ucapnya.
Koko mengaku tidak ada kesulitan dalam mengerjakan pesanan seragam tersebut. Namun, ia mengaku cukup lama dalam membuat ikat pinggang karena penuh dengan ornamen.
Pantauan detikcom, Koko menyimpan baju model seragam Keraton Agung Sejagat yang sengaja disimpannya untuk keperluan display di tempat usahanya. Seragam itu terdiri dari baju berwarna hitam dengan ornamen warna kuning pada kerahnya. Selain itu pada bagian pundak terdapat aksesori seperti pangkat dengan ornamen aksara Jawa yang dibaca 'Keraton Agung Sejagat'.
Simak Video "Curhat 'Ratu' Keraton Agung Sejagat"
Sedangkan pada topi terdapat lambang dengan susunan sebuah gambar menyerupai kompas dan logo PBB di tengahnya. Di bagian atas logo tersebut terdapat bintang dan mahkota. Untuk bagian samping logo terdapat dua buah gambar kapas yang bagian bawahnya terdapat sebuah tulisan 'IMPERIAL FORCES'.
Untuk aksesori, pada ikat pinggang berupa kain dengan ornamen berwarna kuning dan pada bagian tengah terdapat ornamen menyerupai matahari. Selain itu terdapat pula selempang berwarna kuning dengan garis merah dan simpul tali pada bahu bak ajudan.
Koko bercerita, usaha pembuatan kostum ini dirintis oleh ayahnya sejak tahun 1968. Selanjutnya, ia melanjutkan usaha tersebut setelah ayahnya meninggal pada tahun 2007.
Putro Moelyono Drumband melayani jasa pembuatan seragam drumband hingga peralatan drumband. Dia mengaku konsumennya berasal dari sejumlah sekolah maupun instansi seperti Satpol PP. Koko malanjutkan, dia juga memproduksi pakaian Akpol yang digunakan untuk kirab penutupan Asean Games tahun 2018.
Tempat produksi usaha Koko ada di rumah mertuanya di Kadipaten, Kota Yogyakarta. Sedangkan kediaman Koko di Bantul berfungsi untuk menerima konsumen dan memajang hasil produksinya sebagai daya tarik ke konsumen.
'Raja' dan 'ratu' Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso dan Fanni Aminadia hingga saat ini masih ditahan di Polda Jateng. Polisi masih mendalami kasus dugaan penipuan yang dilakukan keduanya melalui Keraton Agung Sejagat.
"Untuk tersangka masih tetap dua, namun kami yakin ada tersangka lain," kata Direktur Reskrimum Polda Jawa Tengah Kombes Budi Haryanto saat ditemui di Mapolresta Surakarta, Jumat (24/1).
Namun, lanjut Budi, polisi tidak bisa dengan mudah menetapkan tersangka. Kini polisi masih mencari tambahan bukti yang kuat untuk menjerat tersangka baru.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini