Pembunuhan ibu, Daliyem oleh anak kandungnya sendiri, Hendriyanto (36) di Sragen direkonstruksi hari ini. Sebanyak 22 adegan diperagakan oleh Hendriyanto.
"Ada 22 adegan yang diperankan tersangka maupun saksi. Awalnya tersangka meminta namanya untuk diganti namun korban menolak. Setelah ditolak, tersangka akhirnya emosi kemudian melakukan pemukulan ke beberapa bagian tubuh korban," ujar Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Harno, kepada wartawan di sela rekonstruksi di Dukuh Barong, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Selasa (28/1/2020).
Dalam rekonstruksi ini, penganiayaan yang dilakukan Hendriyanto terhadap ibu kandungnya itu dilakukan pada adegan ke-7 hingga ke-13. Hendriyanto berkali-kali melayangkan pukulan dan tendangan ke arah kepala dan tubuh korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tersangka memukuli korban dengan tangan kosong di bagian kepala dan tubuh. Dari beberapa pukulan itu akhirnya mengakibatkan pendarahan pada otak," kata Harno.
Pada adegan ke-10 Hendriyanto sempat meminta maaf kepada korban. Polisi mengungkap Hendriyanto sempat dirawat di rumah sakit jiwa.
Tonton juga Pelaku Bunuh Rosidah Lantaran Tak Terima Diolok-olok Boboho :
"Karena kadang-kadang yang bersangkutan ini sehat, kadang agak terkena gangguan. Namun pada saat melakukan (penganiayaan), dinyatakan oleh dokter bahwa yang bersangkutan sehat," terang Harno.
Reka ulang ini dilakukan pada hari ini sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Dari total 22 adegan yang diperagakan tersangka, seluruhnya dilakukan di rumah korban. Polisi menjaga ketat Hendriyanto selama rekonstruksi berlangsung. Garis polisi dipasang di sekeliling rumah untuk mencegah warga terlalu dekat.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, polisi menjerat Hendriyanto dengan pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Seperti diberitakan sebelumnya, Daliyem tewas di tangan Hendriyanto yang merupakan anak kandungnya sendiri. Kejadian tragis ini berawal saat warga mendengar teriakan minta tolong dari Sadiyo, suami korban, Rabu (1/1) sekitar pukul 22.00 WIB. Warga yang mendatangi rumah korban, mendapati suami korban menangis histeris di dalam kamar. Di dalam kamar, korban sudah dalam kondisi tergeletak tak sadarkan di tempat tidur. Korban dinyatakan tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.