Temui Wapres Ma'ruf, Dino Patti Lapor 'The 1000 Abrahamic Circles'

Temui Wapres Ma'ruf, Dino Patti Lapor 'The 1000 Abrahamic Circles'

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 28 Jan 2020 12:59 WIB
Wapres Maruf Amin terima kunjungan Dino Patti Djalal (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
Foto: Wapres Ma'ruf Amin terima kunjungan Dino Patti Djalal (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
Jakarta -

Eks Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dino menjelaskan program 'The 1000 Abrahamic Cilcel', yaitu program pengalaman antar-iman yang melibatkan tiga pemuka agama di antaranya Islam, Kristen dan Yahudi dari berbagai negara.

"Foreign Policy Community of Indonesia, sekarang sudah menjadi komunitas hubungan internasional yang terbesar di Indonesia. Satu program kita terbesar adalah 1000 Abrahamic Cilcles, Seribu Lingkaran Ibrahim dan ini adalah program yang bersifat antar-iman dan targetnya adalah di akar rumput," ujar Dino usai menemui Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).

Dino menyebut program itu didirikan atas dasar keresahan hatinya yang melihat hubungan antara pemeluk agama yang kian memburuk. Dia menyebut tren itu harus dibenahi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melihat secara global hubungan antara pemeluk agama Islam, Kristen dan Yahudi yang merupakan agama Ibrahim itu semakin memburuk. Jadi ada satu survei di AS yang dilakukan oleh PEW menurut survei ini orang Islam itu dibatasi dan diganggu baik oleh pemerintah maupun nonpemerintah di 144 negara, sementara orang Kristen dibatasi dan diganggu baik pemerintah maupun pemerintah di 142 negara dan orang Yahudi dibatasi dan diganggu di 87 negara. Ini ada tren yang tidak sehat dan akan semakin memburuk," katanya.

Inisiator The 1000 Abrahamic Circles itu mengatakan program itu akan melibatkan tiga pemuka agama dari Islam, Kristen dan Yahudi dari tiga negara. Masing-masing mereka akan berbagai pengalaman selama 3 minggu di 3 tiap-tiap negara.

ADVERTISEMENT

"Jadi program 1000 lingkaran ini kami pandang mempunyai program baru, yaitu lingkaran isinya 3 agama, Islam, Kristen, Yahudi harus dari 3 negara. Tiga ini seminggu tinggal di satu orang anggota lingkaran itu, taruhlah ini tinggal di Cirebon pesantren, terus rame-rame seminggu tinggal di rumah dan komunitas pendeta Kristen di New Zealand dan seminggu lagi di Amerika," ungkapnya.

Dino berharap program itu dapat memberikan pengalaman kepada masing-masing agama untuk saling menghargai. Dia menyebut program lingkaran pertama telah memunculkan hasil yang positif. "Pengalaman kita dengan perjalan tiga minggu dan mereka bertemu dengan keluarga dan komunitas dan saling berinteraksi timbul suasana persahabatan dan respek yang real," tutur dia.

Lebih lanjut, Dino mengatakan program tersebut baru berjalan sebanyak dua lingkaran. Program itu akan menargetkan 1.000 lingkaran dalam 10 tahun ke depan.

"Lingkaran pertama, lingkaran kedua, target kita seribu lingkaran yang melibatkan 3.000 pemimpin agama dari negara-negara yang mempunyai masalah antaragama. Amerika kita ikut sertakan, Australia iya, Belanda iya. Jerman, Inggris, Prancis dan lain sebagainya kita ikut sertakan," sebut Dino.

Simak Video "Capaian 100 Hari Kerja Jokowi-Ma'aruf"

[Gambas:Video 20detik]

Dino mengatakan program tersebut didanai oleh berbagai pihak, baik dari pemerintah negara yang mengikuti program itu maupun pihak lainnya yang ingin terlibat. "Dari pemerintah, makanya saya sekarang keliling. Kemarin itu tiga pertama itu dari Denmark dua, Australia satu. Minggu depan saya mau Emirates, mudah-mudah menawarkan apakah mereka mau," jelas dia.

"Nggak harus semua negara yang memberikan dana. Kayak New Zealand, mereka ikut tapi fund-nya dari Denmark. Kecuali Australia ini, fund juga dari mereka. Jadi kita fleksibel, kalau ada dana campuran dan bahkan kalau ada dana sendiri kita juga terbuka," ucapnya.

Dino mengatakan Wapres Ma'ruf Amin menyambut baik niat baik itu. Menurut Dino, Ma'ruf mengatakan program itu adalah salah satu pertisipasi warga Indonesia untuk menciptakan perdamaian di dunia.

"Tadi Bapak Wapres mengatakan sangat apresiasi mengenai program ini. Ini merupakan gagasan yang besar dan beliau mengharapkan Indonesia tidak hanya rukun tapi bisa ikut merukunkan kelompok lain di berbagai belahan dunia yang masih ada masalah," katanya.

Dino juga mengucapkan terima kasih kepada Ma'ruf atas dukungan yang diberikan. Dino mengatakan bahwa Ma'ruf menitipkan pesan perdamaian melalui program itu.

"Dan kami sangat tersentuh dan apresiatif sekali terhadap kebesaran jiwa dan semangat yang disampaikan oleh Pak Wapres. Indonesia mempunyai posisi yang sangat strategis untuk merukunkan dunia karena kita juga merupakan makromisme dari toleransi dunia, terlepas dari apa yang terjadi di lapangan, kita tetap menjadi tauladan bagi dunia untuk urusan antar-agama," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu peserta lingkaran pertama Oji Fahrurozi dari Pesantren Peradaban Dunia Jagad Arsy mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa pada program itu. Dia menyebut stigma negatif terhadap Yahudi dan Kristen berubah setelah mengikuti program itu.

"Ini bagian program menurut saya yang sangat luar biasa. Yang saya rasakan orang biasa yaitu pesantren, yang pertama kali keluar negeri pertama kali ketemu orang Yahudi, pertama kali ketemu orang Kristen saya melihat individu dan komunitas pikiran saya yang tadinya terus terang anti atau merasa benci kepada mereka itu 180 derajat itu hilang semua dan berubah," ujar Oji.

Oji menyebut dua pemuka agama lainnya juga mengalami hal yang sama. Pandangan negatif mereka terhadap Islam menjadi berubah setelah mengunjungi dan hidup di pesantren selama satu minggu. "Begitupun mereka, yang tadinya Islamofobianya tinggi setelah datang ke kita itu berubah luar biasa. Kebetulan saya yang pertama, saya pergi ke mereka satu minggu, ke New Zealand satu minggu dan mereka datang ke pesantren juga satu minggu," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads