Kesaksian Anggota DPRD Jawa Barat Waras Wasisto memberatkan terdakwa kasus suap Meikarta, Iwa Karniwa. Waras mengaku diminta menjembatani antara Pemkab Bekasi dengan Iwa yang saat itu Sekda Jabar. Anggota dewan dari Fraksi PDIP itu juga menjelaskan soal pemberian uang pada Iwa.
Bantuan yang diberikan Waras ini berawal saat anggora DPRD Kabupaten Bekasi Soleman menghubungi Waras. Menurut Waras, saat itu ia diminta oleh Soleman menjembatani komunikasi antara Neneng Rahmi Nurlaili eks Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi dengan Iwa Karniwa.
"Pak Soleman ini menghubungi saya lebih dari sebulan. Karena sibuk saya belum tanggapi. Tapi terus-terusan hubungi. Setelah satu bulan, Pak Soleman memaksa agar bisa dihubungi dengan Pak Iwa. Agak sedikit memaksa, akhirnya ada waktu pas bertemu di Kilometer 39 (rest area tol Cipularang)," ucap Waras saat bersaksi dalam lanjutan sidang dengan terdakwa Iwa Karniwa di Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Senin (27/1/2020).
Waras mengaku memang memiliki hubungan dekat dengan Iwa sejak ia dilantik menjadi anggota DPRD Jabar periode pertama tahun 2014. Saat itu hubungannya bersifat antara legislatif dan eksekutif. Saat itu, Iwa masih menjabat sebagai Asisten Daerah (Asda) II.
Kembali ke pertemuan di rest area Km 39. Saat itu pertemuan terjalin antara Waras, Soleman, Neneng Rahmi dan Hendry Lincoln yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Dinas PUPR. Menurut Waras, saat itu, Neneng dan Hendry menyampaikan agar minta dihubungkan dengan Iwa.
"Hanya ingin dikenalkan ke Pak Iwa. Saat itu terkait pansus RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) terkait kelancaran proses selanjutnya," tuturnya.
Waras menyanggupi dan langsung menelepon Iwa. Saat itu, sambung Waras, Iwa menjawab akan mengatur waktu yang pas untuk bertemu. Singkat cerita, Iwa menghubungi Waras untuk bertemu di Km 72. Pertemuan antara Iwa dengan Waras, Soleman, Hendry Lincoln dan Neneng Rahmi pun terjadi.
Waras menyampaikan saat itu ia baru mengetahui bahwa permintaan untuk dikenalkan ke Iwa ini terkait usuran substansi atau pengesahan RDTR yang diajukan Pemkab Bekasi ke Pemprov Jabar. Menurut Waras, saat itu Iwa menyanggupi untuk membantu Pemkab Bekasi.
"Pak Iwa bersedia membantu. (Terkait biaya) Permintaan secara khusus enggak mendengar, tapi ketika Hendry dan Neneng Rahmi kembali (pulang) Pak Iwa sampaikan mereka mau bantu tapi itu mah kurang. Pak Iwa-nya ngomong," katanya.
Waras tak menjelaskan maksud dari 'kurang' yang dimaksud. Namun dalam dakwaan jaksa KPK sebelumnya disebut bahwa Neneng Rahmi menyediakan uang Rp 1 M untuk Iwa tapi jumlah itu masih kurang biasanya Rp 3 miliar.
Setelah pertemuan di Km 72, pemberian uang itupun dilakukan. Namun hanya Rp 900 juta yang diberikan oleh Neneng Rahmi. Uang itu diberikan dalam tiga tahapan yaitu Rp 100 juta, Rp 300 juta dan terakhir Rp 500 juta.
Untuk pemberian pertama dan kedua, Waras yang juga kader PDIP itu menyebut uang langsung dibelanjakan untuk membuat banner. Sebab saat itu Iwa mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur Jabar.
"Untuk pemberian yang Rp 100 juta saya ketemu dengan Pak Iwa saya bilang ini ada titipan, kata Pak Iwa langsung eksekusi saja. Saya serahkan Rp 100 juta ke James (James Yehezkiel/pembuat banner) kemudian dibelanjakan. Untuk yang Rp 300 juta, saya dapat dari Soleman yang katanya titipan dari Neneng. Saya konfirmasi, Pak Iwa perintahkan langsung eksekusi," katanya.
Banner pun dipasang di lima daerah yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok, Karawang dan Purwakarta sesuai permintaan Iwa yang menilai elektabilitasnya masih rendah di lima wilayah itu.
Sementara untuk uang yang Rp 500 juta, Waras mengatakan awalnya mendapat telepon dari Soleman yang menyebut menerima titipan lagi dari Neneng Rahmi. Saat itu, Soleman yang mengambil sendiri uang tersebut dan membawa ke rumah Waras.
Saat di rumah, Waras meminta agar yang itu disimpan di dalam mobil. Waras lantas menelepon Iwa Karniwa menyampaikan titipan dari Neneng. Menurut Waras, saat itu Iwa meminta uang diantar ke Bandung.
"Saya bilang saat itu punten saya enggak ke Bandung, saya titip orang saya. Saya minta tolong bu Eva ke Bekasi untuk anter ke Pak Iwa. Saya kasih nomor orangnya Pak Iwa. Bu Eva sampaikan ke orangnya Pak Iwa. Setelah itu saya ketemu di kantor setelah (rapat) paripurna. Saya bisikan 'Pak titipan sudah sampai?'. Dia jawab 'sudah mas, nuhun," tutur Waras.