Genangan air di underpass Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), disedot dengan 10 pompa mobile. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berharap tidak ada hujan sehingga air bisa surut malam ini.
"Kalau curah hujan nggak turun, cuaca gini aja panas terus, sampai malam nggak ada curah hujan gede, paling enggak ya Isya sudah kering," kata Korlap Satgas Pemeliharaan Sudin Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara (Jakut) Roni Jasuma di underpass Kemayoran, Jakpus, Minggu (26/1/2020).
Saat ini, petugas dari TNI AL, Dinas SDA DKI Jakarta, dan pemadam kebakaran masih bekerja untuk menyedot air. Pompa mobile pun dikerahkan untuk menyedot air dari kedua sisi underpass.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 10 alat penyedot yang diturunkan untuk menyedot air dari underpass Kemayoran," kata Roni.
Roni menjelaskan, Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPK) Kemayoran mengerahkan 2 pompa mobile. Lalu Sudin SDA Jakarta Utara juga menurunkan 2 pompa mobile. Sementara Koarmada I, lanjut dia, menurunkan 1 unit pompa.
Untuk sisi underpass sebelahnya, Roni menjelaskan, Sudin SDA Jakpus menurunkan 2 pompa mobile. Sementara PPK Kemayoran mengerahkan 2 unit pompa, dan Damkar menurunkan 1 pompa mobile untuk menyedot air dari underpass Kemayoran.
"Sore ini, ketinggian air sekitar 1,2 meter," ungkap dia.
Dia pun mengungkapkan ada 3 kendala yang menjadi alasan mengapa air di underpass Kemayoran lama disedot. Dikatakan Roni, selang yang pendek, minimnya tempat pembuangan air, dan medan lokasi yang seperti 'mangkuk' menjadi penyebab air di underpass Kemayoran lama surutnya.
"Kita buang air (yang disedot) ini ke saluran mikro atau selokan perumahan di atas underpass. Selokan yang menjadi lokasi pembuangan kita ini mengarah ke Danau Sunter," pungkas Roni.