Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah virus mematikan, coronavirus yang tengah melanda China dan meluas ke sejumlah negara lainnya belum dinyatakan sebagai keadaan darurat global.
"Saya tidak menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional hari ini," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada para wartawan usai pertemuan darurat di Jenewa, Swiss mengenai virus corona yang tengah mewabah.
Dikatakannya, keputusan untuk menunda pengumuman darurat yang digunakan untuk epidemi paling parah tersebut, hendaknya tidak dijadikan sebagai tanda bahwa WHO tidak menganggap situasi ini serius.
"Ini darurat di China, namun itu belum menjadi darurat kesehatan global," ujarnya kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (24/1/2020).
Sebagai respons atas wabah virus corona ini, China sedang mengkarantina nyaris 20 juta warganya di kota Wuhan dan Huanggang, dan mengumumkan langkah-langkah untuk mengendalikan wabah ini, seiring ratusan juta orang mulai melakukan perjalanan di negara itu pekan ini untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "WHO: Virus Corona Belum Jadi Darurat Kesehatan Global"
Warga Wuhan sendiri tidak berdaya menghadapi karantina. Sejumlah penduduk mengaku "hampir menangis" ketika mendengar kabar karantina tersebut. "Kami tidak lagi ke luar rumah," tutur seorang pengguna asal Wuhan lewat platform media sosial Weibo. "Kami membutuhkan makanan dan desinfektan," imbuhnya lagi.
"Kami harap semua orang bisa mengerti bahwa kami merasa ini sudah seperti kiamat," cetusnya.
Virus yang menyebabkan masalah pernapasan yang bermula di kota Wuhan, Provinsi Hubei, ini telah menyebar ke berbagai kota seperti Beijing, Shanghai dan Hong Kong. Bahkan kasus virus corona telah terkonfirmasi menyebar hingga ke Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam dan Amerika Serikat (AS).
Otoritas China melaporkan bahwa korban tewas akibat virus corona di wilayahnya sejauh ini telah bertambah menjadi 25 orang. China menyatakan sedang menangani sedikitnya 830 kasus pasien terinfeksi virus corona hingga Kamis (23/1) waktu setempat. Seperti dilansir Channel News Asia, Komisi Kesehatan Nasional China juga menyatakan bahwa otoritas setempat sedang memeriksa 1.072 kasus terduga virus corona.