Polisi mengungkap fakta kecelakaan bus maut di Ciater Subang yang menewaskan sembilan orang. Sistem pengereman bus ternyata sudah dimodifikasi.
Hal itu diketahui setelah personel Satlantas Polres Subang dan Ditlantas Polda Jabar serta tim Traffic Accident Analysys (TAA) melakukan olah TKP sehari setelah kecelakaan atau pada Minggu (19/1) lalu. Tim melakukan olah TKP di jalan hingga pada bus berjenis Mercedes Benz itu.
"Diketahui adanya modifikasi pada sistem pengereman yang tidak sesuai dengan standar pabrikan Mercedes-Benz," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Eddy Djunaedi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (22/1/2020).
Eddy menjelaskan modifikasi yang dilakukan berupa penggantian empat katup jalur untuk angin. Menurut Eddy, bus itu menggunakan memodifikasi katup angin pada sistem pengereman.
"Komponen tersebut seharusnya terbuat dari pipa besi, namun dimodifikasi menggunakan selang berbahan karet dan tidak dilengkapi alat pengunci. Sebagai pengganti dari kunci tersebut, maka katup diikat menggunakan karet ban dalam," tuturnya.
Tim juga melakukan pengecekan terhadap kondisi jalanan di sekitar TKP. Menurutnya, tak ada bekas pengereman di aspal jalan.
"Analisa berikutnya tidak ditemukan jejak pengereman di TKP sepanjang 150 meter yang kita lakukan olah TKP," kata dia.
Tim juga menganalisa kecepatan bus sebelum terjadinya kecelakaan. Dari hasil analisa, kecepatan awal bus itu 80 kilometer per jam.
"Pada saat titik bentur, berhenti pada kecepatan 51,5 kilometer per jam. Geografis jalan mayoritas turunan panjang dan tikungan dari arah Bandung menuju Subang," tuturnya.
Pihaknya pun menarik kesimpulan bila kecelakaan itu diakibatkan sistem pengereman tak berfungsi baik gegara sudah dimodifikasi.
"Tidak berfungsi sistem pengereman dikarenakan adanya modifikasi yang tidak sesuai dengan buatan pabrik yang menyebabkan pengereman tidak maksimal," ucap Eddy.
Kecelakaan maut yang terjadi pada Sabtu (18/1) petang tersebut terjadi saat bus pariwisata PO Purnamasari bernomor polisi E 7508 W melaju dari arah Tangkuban Perahu hendak pulang ke Depok. Saat di turunan Palasari, Kampung Nagrog, Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, bus oleng hingga terbalik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT