Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi bersama jajaran Forkopimda dan pengurus Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata) hadir secara langsung dalam kegiatan tersebut.
Digelar di sepanjang ruas Jalan Gang Pinggir sampai Jalan Wotgandul Timur, Pecinan, Kota Semarang, ribuan warga larut dalam kemeriahan acara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut menegaskan jika di Kota Semarang tidak ada lagi kaum minoritas dan kaum mayoritas melainkan warga kota Semarang yang ingin membuat kotanya semakin maju dan semakin hebat.
"Sebelum saya mendapat amanah sebagai Wali Kota Semarang, saya mencoba mendekati semua tokoh di Semarang dan menyampaikan bahwa yang bisa memperbaiki Kota Semarang dan membawa Semarang lebih hebat adalah orang Semarang sendiri. Bukan orang Inggis atau orang Amerika," tuturnya.
Untuk itulah Hendi meminta masyarakat untuk guyub karena baik kerukunan warga dan kemajuan kota yang terjadi di Kota Semarang bukan karena Wali kotanya, melainkan lantaran meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membuat kotanya semakin nyaman untuk ditinggali.
"PR nya tinggal mempertahankan yang sudah baik, kita yakin masih banyak titik lain yang perlu kita sempurnakan. Maka di tahun baru ini mari kita bergerak bersama. Tidak perlu ewuh pakewuh, jika ada yang kurang baik, ceritakan selesaikan secara adat, kalau ada yang baik ceritakan ke sedulur di luar kota Semarang agar datang ke Kota Semarang," ujarnya.
Sementara itu dilakukan juga penyerahan penghargaan oleh Hendi selaku Wali Kota Semarang kepada dua dalang Wayang Potehi yaitu Thio Tiong Gie dan Tok Hok Lay. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap pelestari budaya non-ragawi Pecinan sekaligus menjadi puncak acara penyelenggaraan Pasar Imlek Semawis 2020.
Wayang Potehi yang menjadi tema Pasar Imlek Semawis yang diusung di tahun Tikus Logam ini merupakan pertunjukan boneka atau wayang semacam wayang golek yang dimainkan di atas panggung kecil. Menampilkan kisah Tiongkok klasik. Potehi berasal dari "poo"yang berarti kain, "tay" yang berarti kantung, dan "hay" yang berarti wayang.
Dalam Pasar Imlek Semawis juga digelar bazar produk unggulan Pecinan mulai dari kuliner khas seperti lunpia, kue moho, kue keranjang, kue mochi, bakcang, aneka manisan, nasi ayam, wedang tahu, siomay, mie titte, tahu pong, nasi campur, dan lainnya dengan harapan dapat mengundang masyarakat luar untuk datang ke Kota Semarang guna menikmati suasana Pecinan yang merupakan bagian dari Kota lunpia ini. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini