Dari mulai jalan berasap di Kota Bandung, penemuan kerangka manusia yang tengah duduk di atas sofa rumah kosong hingga kemunculan kelompok Sunda Empire-Earth Empire yang bikin heboh.
Jalan Berasap di Bandung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan video berdurasi 9 detik yang diposting di twitter akun @infobdg, kepulan asap putij tersebut muncul di aspal yang berada tepat di pemberhentian lampu lalu lintas. Asap berwarna putih itu muncul dari dua titik.
detikcom mendatangi lokasi sekitar pukul 13.30 WIB, kepulan asap tersebut sudah tidak ada. Hanya terlihat sejumlah petugas dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung.
"Kami terima laporan sekitar pukul 12.17 WIB dan datang pukul 12.21 WIB. Tapi asap sudah tidak ada," kata salah seorang petugas Diskar PB di lokasi.
Beberapa hari kemudian, penyebab jalan berasap ini terungkap setelah petugas terpaksa membongkar aspal jalan untuk mencari tahu sumber asap tersebut.
Pembongkaran dilakukan UPT Cibeunying Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung pada Selasa (14/1) mulai pukul 08.30 WIB hingga selesai pukul 10.00 WIB.
Saat proses pembongkaran, asap kembali muncul dengan intensitas kecil dan singkat. Material yang dibongkar terlihat ada tiga lapis mulai dari aspal, cat merah dan hitam.
"Asap ini awalnya dikira dari jalur kabel, ternyata lapisan cat (di atas aspal)," kata pelaksana teknis pemeliharaan jalan dan saluran UPT Cibeunying, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Asep Suryana di lokasi.
Ia menyebut material cat yang teksturnya menyerupai karet itu mengeluarkan asap karena adanya tekanan dari kendaraan melintas.
"Karet ini kalau ada tekanan, menimbulkan asap saat ditekan. Nah cat ini bahannya apa Dishub yang tau," ungkap dia.
Kerangka Manusia Duduk 'Huni' Rumah Kosong
Kerangka manusia di rumah kosong membuat heboh warga Bandung. Saat ditemukan, jasad yang hanya tersisa tulang belulang itu dalam posisi duduk.
Temuan kerangka manusia sedang duduk itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Suherman pada Selasa (14/1). Saat itu, Suherman diminta pemilik rumah bernama Johan Rismana untuk membersihkan pekarangan rumahnya yang terletak di Komplek Sukamenak Indah, Blok I 61 RT 06 RW 04 Desa Sayatu, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.
Suherman menyanggupi dan datang siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Namun saat tiba di pekarangan rumah, dia cukup kaget ternyata pekarangan itu sudah rapi.
"Saksi melihat rumput pekarangan sudah ada yang memotong dan sudah ditanami pohon singkong," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga Waskitoroso dalam keterangannya, Rabu (15/1/2020).
Di saat bersamaan, Suherman melihat kaca depan rumah tersebut pecah. Pintu samping rumah pun terbuka. Suherman lantas masuk ke dalam rumah itu.
"Kemudian saksi masuk ke dalam ke ruang keluarga dan langsung kaget menemukan di atas kursi sofa yang diduga kerangka tulang manusia tertutup jas hujan warna telur asin muda," tutur Erlangga.
Suherman lantas memberitahukan kepada pemilik rumah Johan terkait keberadaan kerangka manusia itu. Pemilik pun tak mengetahui soal kerangka tersebut.
Atas temuan itu, pemilik langsung melaporkan ke Polsek Margahayu. Polisi dan tim Inafis Polres Bandung langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Berdasarkan hasil olah TKP sementara, tim tak menemukan adanya bercak darah hingga dugaan kekerasan di rumah tersebut.
"Di TKP tidak ditemukan bercak darah ataupun barang-barang yang mencurigakan dan berbahaya, dikarenakan posisi TKP dalam keadaan sangat kotor dan tidak terawat lama dikosongkan," kata Erlangga.
Polisi telah meminta keterangan dari Suherman dan Johan pemilik rumah. Keterangan Suherman ke polisi, dia terakhir kali datang ke rumah tersebut pada Mei 2019 untuk membersihkan pekarangan rumah tanpa masuk ke dalam rumah.
"Sementara menurut keterangan pemilik rumah, saudara Johan Rismana membeli rumah tersebut pada bulan Februari tahun 2014 sudah dalam keadaan kosong dan belum pernah ditempati maupun direnovasi," ujarnya.
Polisi tengah menyelidiki kasus tersebut. Kerangka saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.
Penangkapan Pembakar Pria di Karawang
Polisi menangkap komplotan yang membakar Luki Ludiana (26) di Hotel Pondok Ratu, Jl By Pass Jomin, Kecamatan Kotabaru Karawang, Rabu (8/1/2020). Ketiganya ditangkap di tempat berbeda.
Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Bimantoro Kurniawan menuturkan, NA (26) perempuan yang diduga berperan memancing korban ditangkap di rumahnya. Adapun MPR (25) dan MH (24) berperan eksekutor ditangkap di sebuah hotel daerah Kecamatan Purwasari.
"Kami langsung tangkap pelakunya kurang dari 24 jam," kata Bimantoro.
Ia menuturkan, ketiganya ditangkap tanpa perlawanan. Dari tangan pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya sepeda motor yang dipakai pelaku.
Sebelum mengeksekusi korban, kedua pelaku ditengarai menyiapkan sekantong plastik bensin. "Pelaku juga menyiapkan korek api," kata Bimantoro.
Usai menganiaya dan membakar tubuh Luki, para pelaku kemudian menggasak sejumlah barang berharga milik karyawan swasta itu. Bimantoro mengungkapkan, ketiganya diduga kuat sindikat pencuri. "Modusnya tergolong baru," kata Bimantoro.
Sebelumnya, Luki Ludiana (26) menjadi korban penganiayaan dua orang pria di Hotel Pondok Ratu, Jalan By Pass, Jomin, Kecamatan Kotabaru. Saat menunggu NA di dalam kamar, tiba-tiba ia disatroni dua orang pria. Mereka mengeroyok Luki dan menyiram tubuhnya dengan bensin. "Pelaku kemudian menyulut api menggunakan korek api ke tubuh korban," kata Bimantoro.
Akibat penganiayaan itu, Luki mengalami luka bakar di wajah, badan hingga lengan kanannya.
Penangkapan Pembacok Brutal di Bandung
Polisi berhasil menangkap pelaku pembacokan brutal yang terjadi di Bandung. Dua pelaku mengaku aksi itu dilakukan karena salah sasaran.
Kedua pelaku yang ditangkap yaitu M Iqbal Maulana (19) dan RAP (17). Keduanya ditangkap tim gabungan Reskrim Polsek Cicendo dan Polrestabes Bandung dibantu Polda Jabar pada Rabu (15/1) kemarin.
"Alhamdulilah dalam kurun waktu lima hari bisa ditangkap. Pelaku ternyata ada dua. Pelaku bisa ditangkap di kawasan Cicendo," ucap Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Kamis (16/1/2020).
Aksi pembacokan tersebut terjadi di Jalan Muhammad Yunus, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung pada Jumat (10/1) lalu. Aksi dua pria bermotor itupun terekam kamera CCTV. Video rekaman CCTV itu lalu viral di media sosial.
Baca juga: Akhir Kisah Pembacok Brutal di Bandung |
Dalam video tersebut, seorang pemotor tampak melakukan aksi pembacokan terhadap pengendara motor lain. Satu orang mangalami luka di kepala akibat peristiwa itu.
Irman mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku aksinya itu dilakukan karena salah sasaran.
"Modus mereka pengakuannya melihat korban adalah musuh dari pelaku. Namun ternyata salah sasaran," ujarnya.
Irman menuturkan karena pelaku mengira korban merupakan musuhnya, saat itu dia mengikuti korban dengan motornya. Saat di lokasi kejadian, salah satu pelaku mengeluarkan golok dan melakukan pembacokan.
"Sehingga pelaku saat melihat korban mengikuti dan langsung menganiaya, korban luka di punggung dan kepala," tutur Irman.
Di saat bersamaan, anggota Polsek Cicendo sedang melintas. Anggota sempat mengeluarkan tembakan ke udara saat itu.
"Ada petugas dan melerai pengeroyokan tersebut. Pelaku melarikan diri dan korban bisa diselamatkan dengan cepat," kata Irman.
Menurut Irman, pelaku sempat kabur usai aksi tersebut. Bahkan pelaku menyadari aksinya viral hingga mengganti body motornya.
"Setelah mereka melalukan (aksi pembacokan) mereka berpindah-pindah terus. Tapi kita terus bekerja sama dan berhasil menangkap pelaku di daerah Cicendo," ucap Irman.
"Jadi setelah kejadian, dia tahu viral di medsos kemudian diganti identitas motor tersebut dari warna body motornya," kata Irman menambahkan.
Pelaku sendiri mengakui aksinya. Dia mengaku aksinya itu karena terpengaruh minuman keras. Dia juga mengaku aksinya dilakukan karena salah sasaran.
Dia ngelewat sambil gerung-gerung motor. Saya pikir musuh saya," kata dia.
Iqbal dan RAP pun lantas mengejar korban. Saat di lokasi, Iqbal mengeluarkan golok dan membacok korban di bagian kepala.
"Saya waktu itu bawa golok karena memang mau cari orang, ada masalah," tuturnya.
Heboh Muncul Sunda Empire
Belum habis sepekan, kerajaan-kerajaan fiktif menggegerkan masyarakat. Setelah Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kini muncul Sunda Empire-Earth Empire yang diduga berada di Bandung. Sunda Empire dipimpin Grand Prime Minister, siapa dia?
Kehebohan soal Sunda Empire ini bermula saat screenshot unggahan pemilik Facebook Renny Khairani Miller tersebar di media sosial (medsos). Renny diduga merupakan anggota Sunda Empire.
Unggahannya memang sudah tidak ada di Facebook, namun screenshot-nya sudah tersebar luar. Dalam unggahannya itu, dia menerangkan soal keberadaan Sunda Empire.
"SUNDA EMPIRE-EARTH EMPIRE.
Dalam menyambut Indonesia baru yg lebih makmur dan sejahtera, dgn system pemerintahan dunia yg dikendalikan dari koordinat 0.0 di Bandung sebagai Mercusuar Dunia. Masa pemerintahan Dunia yg sekarang akan segera berakhir sampai dgn tgl 15 Agustus 2020 . Mari kita persiapkan diri kita utk menyongsong kehidupan yg lebih baik dan sejahtera . Agar kita tdk menjadi budak di negera sendiri dan hidup hanya utk membayar tagihan yg terus naik dan biaya hidup yg terus melambung tinggi apalagi biaya pendidikan anak yg tidak gratis, setelah itu kita tua dan mati, terus pikniknya kapan???....(emoticon salam dan tertawa)," tulis pemilik akun tersebut.
Bukan hanya unggahan, muncul juga video di YouTube dengan akun Alliance Press International yang menayangkan aktivitas Sunda Empire-Earth Empire. Aktivitas itu berupa pertemuan hingga agenda upacara mereka.
Dalam salah satu video yang diunggah, terlihat ada seseorang yang tengah diwawancari menjelaskan soal Sunda Empire. Pria berseragam dengan topi baret biru muda itu ditulis bernama HRH Rangga. Menurutnya, Sunda Empire-Earth Empire itu merupakan sebuah kekaisaran matahari.
"Sunda Empire Earth Empire itu adalah kekaisaran matahari, kekaisaran bumi. Juga diartikan Sunda itu suku Sunda tapi ini adalah tindakan, proses turun temurun kekaisaran dari dinasti ke dinasti dan saat ini dinasti Sundakala," ucap pria itu.
Dia juga menyebut Sunda Empire terdiri dari 54 negara anggota. Ke-54 negara itu termasuk dalam Sunda Nusantara yang masih berada dalam naungan Sunda Empire.
Dimulai dari benua Australia, Papua New Guinea, Indonesia di dalamnya, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam benua Cina seluruhnya, Mongolia kemudian Russia di dalamnya dari beberapa negara kemudian Jepang, kemudian sampai ke Korea Selatan dan Korea Utara. Selanjutnya Sunda Eropa, kemudian Sunda Pasifik, kemudian Sunda archipelago, kemudian Sunda Mainland.
HRH Rangga juga menjelaskan soal kepemimpinan Sunda Empire. Menurutnya, Sunda Empire berada di bawah pimpinan perdana menteri dunia atau Grand Prime Minister. Di bawahnya, ada Gubernur Jenderal yang memimpin Sunda Nusantara.
"Bicara nusantara bukan bicara Indonesia, ada 54 negara. Kalau itu dia adalah Gubjen Eropa itu the king of king. Istilah kerennya Gubjen," katanya.
Dari penelusuran, ada video juga yang menunjukan sosok Grand Prime Minister itu. Pria tersebut tampak tengah berbicara di hadapan para anggota yang berdiri mengelilinginya. Dari penelusuran, diketahui pria itu bernama Nasri Banks.
Kehebohan Sunda Empire ini membuat Pemkot Bandung melalui Kesbangpol ikut turun menelusuri. Sejauh ini, belum ada informasi lebih lanjut soal kelompok ini.
"Akan menelusuri dulu," ucap Kepala Kesbangpol Kota Bandung Ferdi Ligaswara saat dikonfirmasi wartawan pasa Jumat (17/1/2020).
Ferdi mengatakan pihaknya akan menelusuri terkait kelompok Sunda Empire-Earth Empire itu. Pasalnya, hal itu bisa saja berbenturan dengan aturan hukum yang berlaku.
"Tentu saja kan itu ada ranah hukumnya, sementara kita kan negara hukum. Jangan membuat kegaduhan atau hal-hal yang berbenturan dengan aturan," kata Ferdi.
Polisi juga turun tangan menelusuri kelompok tersebut. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga Waskitoroso menyebut saat ini personel Direktorat Reserse Kriminal Umum tengah menyelidiki.
"Saat ini dari jajaran Ditreskrimum Polda Jabar sedang melakukan pendalaman dan penyelidikan," kata Erlangga.
Halaman 2 dari 5
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini