"Saya jelaskan tidak ada pemusnahan babi. Karena itu tidak boleh sesuai PP 95 tahun 2015 tentang Kesejahteraan Hewan," jelas Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).
"Tidak benar Gubernur (Edy Rahmayadi) mengatakan akan melakukan pemusnahan babi," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemprov Sumut, kata Azhar, sedang menyiapkan bantuan kepada peternak yang babinya mati. Bantuan itu berupa hewan ternak lain.
"Sesuai saran pak Gubernur, untuk membantu peternak dengan memberi ternak sapi, kambing atau kerbau. Karena babi yang baru belum boleh diberikan sebelum virus ini selesai," lanjut Azhar.
Selain itu, Pemprov Sumut berencana melakukan re-stocking ternak babi. Re-stocking ini akan dilakukan di Kepulauan Nias.
"Karena Kepulauan Nias itu terisolir dari daerah yang terjangkit, maka di sana akan kita tetapkan sumber bibit re-stocking di sana. Tapi akan ada penelitian dulu," jelas Azhar.
Penyebaran virus Hog Cholera itu sendiri sudah ke 18 Kabupaten/Kota di Sumut. Pemprov Sumut masih terus berupaya untuk mencegah penyebaran virus dengan penyemprotan gas infektan ke kandang-kandang babi. (aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini