Menurut Sudirman, dia takjub melihat semangat dan keuletan Chaerul merakit pesawat, meskipun montir asal Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe tidak memiliki latar belakang pendidikan formal.
Sudirman menambahkan, sebagai alumni Fakultas Teknik Unhas, ia merasa kalah hebat atas keberanian Chaerul yang tidak tamat SD, menghadapi resiko saat melakukan uji terbang pesawat rakitannya di Pantai Langnga, Pinrang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman berharap pemerintah pusat ikut mendukung bakat Chaerul untuk pengembangan prototipe pesawat rakitan Chaerul agar di masa depan dapat berkembang menjadi industri pesawat mesin baling-baling sesuai dengan harapan almarhum BJ Habibie, yang menginginkan berdirinya industri pesawat mesin propeller yang sesuai dengan karakter Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Apa yang sudah dilakukan Chaerul tidak boleh hanya sekadar viral saja, tidak boleh sampai di sini. Harus ada support pemerintah pusat, sebab tanpa perhatian pemerintah, jangankan Chaerul, bagaimana yang baru berpikir mau membuat pesawat, akan berhenti dengan sendirinya," pungkas Sudirman.
Simak Video Ini "Melihat Proses Perakitan Pesawat Buatan Montir Tak Tamat SD"
Sementara itu, Chaerul yang turut didampingi Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid, juga membawa baling-baling pesawatnya yang terbuat dari kayu. Chaerul juga diketahui merakit pesawat dari barang-barang bekas, seperti roda gerobak dan kain parasut bekas pembungkus mobil. Chaerul mengeluarkan kocek pribadinya sekitar Rp 25 juta untuk biaya perakitan pesawatnya.
Akibat videonya yang viral, Chaerul juga diundang ke Jakarta untuk tampil di program talk show salah satu siaran televisi swasta nasional.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini