Sleman - Belakangan ramai bermunculan keraton atau kerajaan baru di wilayah Jawa Tengah, salah satunya
Keraton Agung Sejagat di
Purworejo yang bikin geger. Sosiolog UGM, Arie Sujito, menilai negara tidak perlu bertindak represif asal keraton baru itu tidak melakukan penipuan.
"Negara nggak perlu terpancing secara serius untuk merepresi mereka," kata Arie saat berbincang dengan
detikcom, Jumat (17/1/2020).
Pria yang tercatat sebagai Dosen Departemen Sosiologi Fisipol UGM ini menduga ada beberapa alasan mengapa keraton-keraton baru itu bermunculan. Hipotesis pertamanya, karena dilatarbelakangi gejala kebudayaan masyarakat yang ingin membangun identitas baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk membangun identitas saja, bukan sesuatu yang ideologis. Kedua, menurutku bagian dari romantisme, bisa jadi. Yang ketiga ya ada setting-setting wacana, discourse, daya tarik baru saja," paparnya.
Menurutnya, hal itu bukan masalah sepanjang tak ada perusakan dan propaganda di dalamnya.
"Kayak gitu (fenomena keraton baru bermunculan) saya anggap sebagai bagian dari orang beridentitas dengan pendekatan kultural. Yang penting di situ dia tidak merusak, terus kemudian tidak propaganda," lanjutnya.
Menurut Arie, tidak ada yang perlu dirisaukan atas keberadaan keraton baru tersebut. Termasuk tak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai praktik jual beli jabatan kebangsawanan yang dilakukan mereka.
"Karena gini, apa sih sebenernya makna gelar kebangsawanan bagi masyarakat milenial? Anak-anak itu apakah dinilai prestasinya dari gelar kebangsawanan? Itu kan urusannya masa lalu, gelar bangsawan itu," sebutnya.
"Kalau sekarang mau dikomodifikasi apakah anak-anak milenial itu sekarang tertarik kayak gitu? Itu yang saya sebut dengan transformasi masyarakat, itu mendorong kita untuk berpikir kritis saja," sambungnya.
Namun Arie memberikan catatan. Apabila keraton atau kerajaan baru tersebut terbukti melakukan penipuan seperti yang dipraktikkan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, maka negara harus menindak tegas.
"Kalau memang indikasinya ada (penipuan) ya tindak secara hukum. Tapi maksudku jangan terlalu negara ini disibukkan urusan kayak gitu. Kalau itu gejala identitas kultural, ya biar saja," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah keraton atau kerajaan baru muncul di Jateng. Selain Keraton Agung Sejagat yang bikin geger di Purworejo dan beberapa daerah lain, ada Kerajaan Pajang 'dihidupkan' lagi setelah runtuh pada abad ke-16 di Sukoharjo.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini