"Saya bayar Rp 2 juta untuk seragam," ujar Kasnan kepada detikom di rumahnya, Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Jumat (17/1/2020).
Baju itu dibelinya untuk mengikuti kirab yang digelar di Dusun Pogung, Desa Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo. Kasnan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani harus utang kepada temannya untuk membeli seragam itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harus utang karena tidak ada uang," terang Kasnan.
Setelah membayar Rp 2 juta ke Keraton Agung Sejagat, Kasnan mendapat satu setel baju dan celana hitam lengkap dengan topinya.
Baju seragam Keraton Agung Sejagat yang diperlihatkan Kasnan tampak dibuat dari kain tebal yang biasa untuk jas. Ada ornamen berwarna emas di bagian kedua lengannya dan sejumlah kancing di bagian depannya.
Kualitasnya seadanya. Tak ada furing di baju tersebut.
"Tidak ada sakunya, kami sulit memasukkan rokok. Kalau HP tidak bolrh dibawa dan ditinggal di mobil," tutur Kasnan.
Kasnan mengaku bergabung dengan Keraton Agung Sejagat sejak 10 bulan yang lalu. Saat itu ada pertemuan di rumah Sudadi, korban lain yang ada di Plunbon, Temon, Kulon Progo.
Dari pertemuan itulah dia tertarik bergabung karena yang dia pahami kelompok ini bergerak dalam bidan sosial kemasyarakatan. Untuk bergabung, dia harus membayar biaya pendaftaran Rp 1,5 juta.
Atas kejadian ini, Kasnan mengaku kapok untuk ikut dalam kegiatan yang tidak jelas. Untuk itulah dia mengajak warga untuk bisa menjadikan pelajaran atas kejadian ini.
Simak Video "Buka-bukaan Pengikut 'Jenderal' Bintang 3 soal Keraton Agung Sejagat"
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini