Ganjar sudah mendengar soal 'Keraton Djipang' dan hasil informasi Keraton tersebut bertujuan untuk pariwisata. Beda dengan di Purworejo yang pendiriannya banyak ancaman kepada pengikutnya.
"Itu beda dengan yang di Purworejo (Keraton Agung Sejagat). Kalau di Purworejo itu kan ngeri, kalau ndak dukung disumpahin tidak selamat, dikutuk dan sebagainya. Kalau yang di Blora ini tidak ada ancaman seperti itu," kata Ganjar kepada wartawan, Kamis (16/1/2020) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Keraton Djipang', kata Ganjar, tidak menggegerkan dan sudah ada sejak 2014 dengan pimpinan seorang bernama PRA Barik Barliyan Surowiyoto. Sedangkan Keraton Agung Sejagat banyak kejanggalan bahkan terungkap sebagai modus penipuan. Karena itu, menurutnya, akan beda penanganannya.
"Selama ini relatif tidak ada geger genjik (keributan) di sana. Maka nanti biar dicek oleh Kesbangpolinmas kami," papar Ganjar.
"Beda penanganannya, biar nanti didalami Kesbang," imbuhnya.
"Barang siapa mau mendirikan kerajaan atau ada kerajaan masa lalu, lapor ke kami. Tolong kami diajak bicara agar kami mengerti dan tidak menimbulkan kegaduhan," terangnya.
Terkait penanganan Keraton Agung Sejagat, Ganjar mengatakan pihaknya sudah mengirimkan tim dari Kesbangpol dan pemerintah daerah setempat. Ia berharap hal serupa tidak terulang.
"Akhirnya kita turunkan tim dari Kesbangpol, dari Pemkab Purworejo juga turun, Dandim, Kapolres semuanya turun tangan. Karena meresahkan, akhirnya praktik itu dihentikan. Kami tidak ingin hal itu terjadi lagi, maka tolong kalau mau mendirikan keraton, lapor ke kami," tegas Ganjar.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini