Mahfud mengatakan dirinya juga menyampaikan sikap Indonesia soal Natuna. Indonesia, katanya, tetap menjaga kedaulatan dan hak berdaulat di Natuna.
"Saya tadi bicara dengan Dubes China karena nanti pada tanggal 5 atau 4 Februari akan ada pertemuan antarpejabat tinggi dan kolega saya dari China mau datang ke sini. Soal Natuna kita katakan sikap pemerintah jelas kita tetap menjaga kedaulatan dan menjaga hak berdaulat. Ada dua hal ya kalau di ZEE itu namanya hak berdaulat kalau di wilayah kita sendiri di wilayah teritori namanya kedaulatan, kita akan jaga itu dua-duanya," kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah kerja sama di bidang lain yang jauh lebih banyak dari itu ya diteruskan tetapi tidak akan bicara tentang Natuna Utara atau Laut China Selatan. Karena di situ kita berpendapat tidak ada dispute," ujarnya.
Mahfud mengatakan banyaknya kapal China yang masuk merupakan hal yang selalu terjadi di tiap akhir tahun. Namun Mahfud mengatakan itu bagian dari hak berdaulat.
"Pihak China mengatakan itu selalu terjadi di akhir tahun peristiwa orang China masuk, tetapi kami juga mendapat titik terang, mendapat tekanan dari rakyatnya sendiri juga untuk tetap boleh berlayar di situ. Ya kita katakan kita tetap itu hak berdaulat kita," tuturnya.
"Bukan kedaulatan kita tapi hak berdaulat kita gitu. Nah dialog-dialog akan terus dilanjutkan dengan posisi itu karena jauh lebih banyak pihak China sendiri mengatakan bahwa kami tetap berusaha menyelesaikan diri dan kami nggak usah menyuruh nelayan-nelayan China itu ganti profesi jangan mencari ikan dan sudah banyak orang-orang China yang ganti profesi usaha-usaha lain bukan mencari ikan, sehingga peristiwa-peristiwa seperti itu akan berkurang," sambungnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini