Hal itu disampaikan sang raja dalam pidato di depan para anggota parlemen Eropa mengenai ketegangan yang mendidih di wilayah Timur Tengah.
Meskipun Washington dan Teheran saat ini dalam kebuntuan setelah aksi militer yang saling berbalas selama dua minggu terakhir, Raja Abdullah mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa bahaya belum berlalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana jika lain kali tidak ada pihak yang mundur dari jurang, menyeret kita semua menuju kekacauan yang tak terkira? Perang habis-habisan membahayakan stabilitas seluruh wilayah," kata sang raja seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (17/1/2020).
Trump Jadikan Kematian Soleimani Bahan Kampanye di Pilpres 2020:
"Terlebih lagi, itu berisiko menimbulkan gangguan besar-besaran terhadap seluruh ekonomi global termasuk pasar, mengancam kebangkitan terorisme di seluruh dunia," imbuh Raja Yordania itu.
Raja Abdullah pun menyerukan kesabaran untuk mengatasi ketegangan dan menyatakan keprihatinan akan perkembangan di Suriah dan Irak.
Sang raja juga menyinggung tentang Libya, salah satu masalah kebijakan luar negeri terbesar yang dihadapi Uni Eropa bersama dengan Iran.
"Bagaimana jika Libya jatuh ke dalam perang habis-habisan, dan akhirnya menjadi negara gagal? Bagaimana jika Libya adalah Suriah baru, yang lebih dekat ke benua yang kalian sebut rumah?" tanya Abdullah seraya mengatakan skenario seperti itu perlu ditangani sekarang untuk mencegahnya menjadi kenyataan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini