PDIP Tepis Utus Bu Tio untuk Lobi Wahyu Setiawan Loloskan Harun Masiku

PDIP Tepis Utus Bu Tio untuk Lobi Wahyu Setiawan Loloskan Harun Masiku

Mochamad Zhacky - detikNews
Rabu, 15 Jan 2020 19:22 WIB
Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - PDIP menepis pernyataan Komisioner KPU Wahyu Setiawan yang mengatakan Agustiani Tio Fridelina atau Bu Tio adalah utusan mereka. Seperti apa tanggapan PDIP terkait pernyataan Wahyu?

"Iya (PDIP membantah pernyataan Wahyu). Kan boleh saja orang sekarang-sekarang kan... nanti ditelusuri, baru PDIP sebagai institusi atau orang per orang kan, kan begitu maksudnya. Atau supaya jangan... karena kalau PDIP sebagai institusi saya pastikan itu harus lewat rapat pleno dan saya pasti hadir juga kan," kata Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun kepada wartawan, Rabu (15/1/2020).

Komarudin menegaskan tindakan Harun Masiku yang diduga menyuap Wahyu bukanlah kebijakan organisasi. Ia menuturkan PDIP mendukung KPK dalam menangani kasus dugaan suap tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah bagian ini (suap-menyuap), sekali lagi saya tegaskan, ini bukanlah kebijakan partai. Oleh karena itu, kami mendukung penuh KPK, 200 persen kita beri dukungan KPK untuk membongkar mafia-mafia jual-beli kursi itu. Karena itu tindakan orang per orang. Bukan tindakan organisasi seperti itu," ucap Komarudin.

Sebelumnya, Wahyu Setiawan menyebut salah seorang tersangka dalam kasus suap yang tengah dihadapinya, Agustiani Tio Fridelina, adalah utusan PDIP. Komisioner KPU itu mengaku dalam posisi yang sulit.

Hal itu disampaikan Wahyu sebagai teradu dalam sidang dugaan pelanggaran kode etik yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di KPK hari ini. Dalam persidangan itu, turut hadir KPU dan Bawaslu.

"Saya juga sudah berkomitmen jadi KPK memilah-milah tidak semua saya sampaikan di sini. Jadi mohon maaf tidak bermaksud tidak terbuka tetapi jelas terkait dengan dugaan ketidakprofesionalan tentu saya menyerahkan kepada majelis hakim," kata Wahyu.

"Memang saya dalam berkomunikasi terkadang menjadi salah tafsir. Sebagai contoh, pada saat Ibu Tio utusan PDI Perjuangan yang memberi informasi kepada saya bahwa PDI Perjuangan akan bersurat kepada KPU, saya menjawab 'siap mainkan'. Maksud saya surat yang dikirim ke KPU kemudian ditindaklanjuti. Pada waktu itu saya tidak ada di kantor saya menghubungi staf saya. Saya mengabari ada surat dari PDIP tolong diterima setelah diterima apakah surat ini diteruskan kepada pimpinan ya karena itu surat resmi jadi sampai peristiwa itu saya hanya terima di WA, tetapi secara fisik saya tidak pernah memegang sekali lagi," sambung Wahyu.



"Sekali lagi saya bertanggung jawab dengan pernyataan saya, baik kepada media massa, kepada masyarakat, maupun kepada penyelenggara pemilu itu yang terjadi sebenarnya. Saya dalam posisi yang sulit karena orang-orang ada Mbak Tio, Mas Saeful, Mas Doni. Itu kawan baik saya. Saya sudah menjelaskan dan saya tidak pernah aktif di organisasi itu," imbuhnya.


Simak Video "Polisi Siap Bantu KPK Buru Harun Masiku!"

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads