"Saya pikir yang kenaikan terus apa itu mungkin tidak banyak itu saya kira. Menurut saya, tidak menjadi masalah kalau orangnya memang mau turun kelas ya sesuai dengan kemampuannya. Saya kira nggak ada masalah," kata Ma'ruf di kantor Wapres, Jalan Veteran III, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020).
Dia mengatakan para peserta berhak menurunkan kelasnya dan menyesuaikan dengan kemampuan mereka. Ma'ruf pun tidak khawatir jika nantinya hal ini justru timbulkan penumpukan di satu kelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama kan jumlahnya tidak terlalu signifikan. Kedua, kan sudah diatur pelayanan kesehatan itu berjenjang, dari layanan kesehatan tingkat pertama kemudian baru tingkat lanjutan. Nah, biasanya kan kalau antrean panjang itu kalau ngumpul, tidak melalui jenjang," sambungnya.
Ma'ruf menyebut jumlah peserta BPJS yang memilih turun kelas tidaklah signifikan dan pelayanannya memang harus berjenjang. Dia juga mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan fasilitas pelayanan BPJS ini.
"Ketiganya, pemerintah terus menambah fasilitas-fasilitas layanan kesehatan. Jadi menurut saya tidak masalah," ucap Ma'ruf.
Dia pun kembali mengatakan para peserta BPJS yang memilih turun kelas bukanlah sebuah masalah. Menurutnya, pemerintah pun telah merangkul para keluarga ekonomi ke bawah untuk menikmati pelayanan BPJS ini.
"Kalau yang tidak mampu itu kan sebenarnya sudah masuk dalam kategori yang dibayari oleh pemerintah. Jadi tidak ada masalah kalau yang tidak mampu itu berbeda statusnya," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, iuran BPJS Kesehatan sudah naik sejak awal 2020, setidaknya iuran naik hingga 100 persen di semua kelas penerima manfaat. Agar masyarakat tetap membayar, BPJS menawarkan penurunan kelas sehingga peserta bisa menyesuaikan dengan kemampuannya.
Alhasil, masyarakat pun sudah mulai melakukan turun kelas. Menurut catatan Kepala Humas BPJS Kesehatan Iqbal Anas Ma'ruf, setidaknya ada 372.924 orang peserta yang melakukan turun kelas.
Simak Video "Takut Kejadian Jiwasraya Terulang, MPR Minta KPK Awasi BPJS"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini