Demo di Balai Kota Jakarta: Tarung Wacana, 'Kompak' Salah Eja Nama

Round-Up

Demo di Balai Kota Jakarta: Tarung Wacana, 'Kompak' Salah Eja Nama

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 15 Jan 2020 08:30 WIB
Foto: Demo Pro-Anies di depan Balai Kota DKI (Farih Maulana-detikcom)
Jakarta - Massa pro vs kontra Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanganan banjir menggelar aksi di Balai Kota. Dua kelompok massa aksi ini tarung wacana, tapi kompak salah eja nama Anies.

Dua kelompok massa tiba di depan kantor Anies, Balai Kota DKI sekitar pukul 14.00 WIB, Selasa (14/1/2020). Keduanya sama-sama membawa spanduk bertuliskan pembelaan dan kritik untuk eks Mendikbud itu.

Demo di Balai Kota Jakarta: Tarung Wacana, 'Kompak' Salah Eja NamaFoto: Agung Pambudhy


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kubu pro-Anies memasang sejumlah spanduk mendukung kebijakan untuk membangun ibu kota. Sementara kubu kontra ramai-ramai membawa poster bergambar wajah Anies dengan tulisan 'Impeach Him'.



Namun yang menjadi sorotan di luar aksi dua kubu ini yakni kompaknya salah ejaan tulisan nama Gubernur DKI Jakarta itu. Ejaan nama Anies pada spanduk dan poster yang dibawa dua kubu sama-sama salah cetakan.

Demo di Balai Kota Jakarta: Tarung Wacana, 'Kompak' Salah Eja NamaFoto: Poster dukungan kepada 'Anis Baswedan oleh massa pro Gubernur DKI Anies Baswedan/Farih detikcom


Sementara itu soal aksi dua kubu ini dijaga ketat pihak kepolisian. Kedua kubu seolah saling sahut dalam berorasi, meski berbeda jarak aksi.

Abu Jibril sebagai kubu pembela Anies berorasi dengan mendukung Anies menjadi calon presiden 2024. Anies disebutnya sebagai aset nasional dan tidak boleh jalan di tempat untuk posisi sekadar kepala daerah.

"Beliaulah sangat potensi sebagai RI-1. Kita dapat laporan menghancurkan beliau, melakukan pembusukan. Pada 2022 beliau tidak bisa ikut pilkada agar hilang, sehingga tidak ikut kompetisi di 2024 menjadi calon presiden," ucap Jibril di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020).



"Saya ingatkan kepada hater bahwa Anies Baswedan adalah aset nasional. Kami perjuangkan beliau memang dan akan menjaga. Jangan berpikir Anies adalah aset DKI, tidak. Hendaklah direlakan beliau jadi aset nasional bukan lagi aset DKI," imbuh dia.


Detik-detik Evakuasi Remaja Dicurigai Menyusup ke Massa Pro Anies:




Pria yang sempat tergabung dalam gerakan relawan #2019GantiPresiden ini kemudian membandingkan kerja Anies dengan pejabat Presiden. Jibril juga membawa nama Habib Rizieq Syihab dalam orasinya. Dia mengatakan, Imam Besar FPI itu berjuang bersama untuk membla Anies.

"Pada saat terbaik, nanti dipimpin oleh Imam kita Habib Rizieq Syihab, kita akan lakukan jihad," ucap Jibril.



Di sisi lain, kubu kontra Anies menginginkan mantan Rektor Universitas Paramadina itu untuk segera turun dari jabatan DKI 1. Politikus PDIP Dewi Tanjung yang menjadi salah satu orator dalam aksi itu mengatakan tidak ada yang tak mungkin dalam upaya menurunkan Anies.

"Presiden saja bisa lengser, Soeharto aja lengser, apalagi Gubernur," ucap Dewi di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Demo di Balai Kota Jakarta: Tarung Wacana, 'Kompak' Salah Eja NamaFoto: Anies saat acara Gowes Bareng di Jaktim pada 15 Desember 2019 (Antara Foto)


Dewi mengatakan aksi mereka tidak akan berhenti hari ini saja. Ke depannya, pihaknya akan melakukan aksi lagi dalam upaya menurunkan Anies Baswedan.



Dewi mengaku tidak mempermasalahkan jika tak bisa menemui Anies Baswedan. Terpenting bagi Dewi, aksi kemarin merupakan momentum bagi masyarakat menyampaikan aspirasi.

"Pokoknya hari ini Anies tahu rakyat bosan dan jengah sama dia. Rakyat kalau sudah bergerak apapun bisa terjadi. Soeharto aja bisa kita turunkan, apalagi hanya Anies. Tidak ada yang tidak mungkin di sini. Kita satukan kekuatan kita melawan pemimpin yang tidak amanah," kata Dewi di atas mobil komando.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads