Iran Tegaskan Tak Ada Upaya Tutup-tutupi Penyebab Jatuhnya Pesawat Ukraina

Iran Tegaskan Tak Ada Upaya Tutup-tutupi Penyebab Jatuhnya Pesawat Ukraina

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 13 Jan 2020 11:29 WIB
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Teheran - Pejabat tinggi Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC), Ali Shamkhani menegaskan bahwa tak ada upaya untuk menutup-nutupi penyebab jatuhnya pesawat penumpang milik maskapai Ukraina di Teheran. Ditegaskannya, menutup-nutupi kejadian seperti itu adalah mustahil.

"Tidak ada niat untuk menutupi alasan di balik kejadian ini sejak awal, dengan mempertimbangkan bahwa menutupi seperti itu sebenarnya tidak mungkin mengingat sifat dan karakteristik teknis dari kecelakaan itu," ujar Shamkhani seperti dilansir media Iran, Press TV, Senin (13/1/2020).

Dikatakannya, Angkatan Bersenjata Irak adalah pihak utama yang berduka atas kejadian pahit ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Pengumuman penyebab sebenarnya dari kecelakaan pesawat Ukraina membutuhkan waktu karena perlunya memeriksa semua teori yang mungkin, termasuk kemungkinan tindakan musuh dalam gangguan, peretasan sistem, infiltrasi [agen musuh], dan faktor-faktor terkait lainnya," ujar Shamkhani yang menjabat sebagai Sekretaris SNSC tersebut.

Pesawat penumpang milik maskapai The Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752, jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Teheran pada Rabu (8/1) pagi waktu setempat dan menewaskan keseluruhan 176 penumpang dan kru. Pada Sabtu (11/1) pagi waktu setempat, Angkatan Bersenjata Iran mengeluarkan pernyataan pengakuan bahwa pesawat Boeing 737-800 tersebut jatuh karena ditembak rudal secara tak disengaja. Militer Iran menyebut penembakan itu terjadi akibat kesalahan manusia (human error) karena keliru mengira pesawat sipil itu sebagai rudal jelajah milik musuh.

Simak Video "Ukraina-Iran Akan Selidiki Kotak Hitam Pesawat yang Ditembak"



"Dari jam-jam awal setelah kecelakaan pesawat, Republik Islam Iran mengundang para ahli dari negara-negara yang bersangkutan untuk melakukan investigasi tanpa batas, yang merupakan tanda dari niat baik kami untuk menindaklanjuti secara cermat penyebab kecelakaan dan mengumumkan hasil dari investigasi," imbuh Shamkhani.


Jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-800 itu terjadi pada Rabu (8/1) pagi waktu setempat, atau beberapa jam usai Iran melancarkan serangan rudal terhadap dua pangkalan militer Irak yang menjadi markas tentara AS. Serangan rudal ini untuk membalas kematian seorang jenderal Iran, Qassem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak pada 3 Januari lalu.

Data penerbangan menunjukkan pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 itu lepas landas secara wajar dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran pada Rabu (8/1) pagi, sekitar pukul 06.12 waktu setempat. Saat itu pesawat hendak mengudara menuju ibu kota Kiev, Ukraina.

Masalah serius muncul sekitar dua menit kemudian, saat pesawat jenis Boeing 737-800 itu berada di ketinggian 8 ribu kaki (2.400 meter) dan berhenti mengirimkan data. Rekaman video yang muncul di internet menunjukkan pesawat terbakar sebelum jatuh ke daratan dan memicu bola api serta ledakan.

Pesawat diketahui membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat. Semuanya dipastikan tewas. Data dari otoritas setempat menyebut pesawat itu membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris.
Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads