"Hari yang menyedihkan," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam cuitan di Twitter seperti dilansir kantor berita Associated Press, Sabtu (11/1/2020).
"Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh adventurisme AS telah menyebabkan bencana. Penyesalan mendalam kami, permintaan maaf dan belasungkawa kepada rakyat kami, kepada keluarga semua korban, dan kepada negara-negara lainnya yang terkena dampak," tulis Zarif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat penumpang Ukraina tersebut ditembak jatuh pada Rabu (8/1), beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik ke dua pangkalan militer yang menjadi markas pasukan Amerika Serikat di Irak. Serangan rudal itu sebagai pembalasan atas tewasnya jenderal Iran, Qassem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak.
Dalam statemen militer Iran yang dirilis media pemerintah Iran dan dilansir Associated Press, Sabtu (11/1/2020), militer menyatakan bahwa pesawat sipil Ukraina tersebut telah secara keliru dikira sebagai "target musuh" setelah pesawat itu mengarah menuju "pusat militer sensitif" Garda Revolusi. Disebutkan bahwa saat itu, militer Iran dalam "kesiapan level tertinggi" di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.
"Dalam kondisi seperti itu, dikarenakan kesalahan manusia dan dalam cara yang tak disengaja, penerbangan itu ditembak," demikian statemen militer Iran. Militer Iran pun meminta maaf atas musibah itu dan menyatakan akan memperbaiki sistemnya untuk mencegah terulangnya kesalahan serupa di masa mendatang.
Detik-Detik Pesawat Ukraina Diduga Terkena Rudal Iran:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini