"Tim Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BPPT sejak beberapa hari lalu memperkirakan bahwa tanggal 11 Januari akan terjadi hujan yang sangat deras di Jabodetabek. Diperkirakan curah hujan rata-rata wilayah Jabodetabek sekitar 50-100 mm. Tidak akan selebat hujan 31 Desember sampai 1 Januari lalu. Tapi berpotensi mengakibatkan genangan atau banjir di sejumlah titik," kata Kepala BBTMC BPPT Tri Handoko Seto dalam keterangannya, Rabu (8/1/2020).
Tri Handoko menyebut BMKG melalui Deputi Meteorologi juga telah merilis prakiraan cuaca. Dalam sepekan ke depan, akan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat disertai petir/kilat dan angin kencang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika operasi TMC berlangsung selama 24 jam, artinya tim akan bekerja di malam hari. Menyadari operasi malam hari amat berisiko tinggi, Tri meminta jajarannya berhati-hati dalam bertugas.
"Kami menyadari bahwa terbang malam dalam operasi TMC merupakan operasi berisiko sangat sangat tinggi. Menyemai awan malam hari sungguh tidak mudah. Oleh karena itu, kami minta Tim TMC tetap bekerja secara profesional dengan kewaspadaan ekstra. Mohon doa kepada masyarakat semua agar misi TMC berhasil dan tim TMC selalu sehat dan selamat," sebut Tri Handoko.
BMKG memprakirakan hujan ekstrem akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia dari 5 hingga 15 Januari 2020. Prakiraan cuaca ini membuat Kedubes Amerika Serikat (AS) mengeluarkan imbauan kepada warganya yang berada di Jakarta untuk selalu memperhatikan info prakiraan cuaca.
"Prakiraan cuaca menunjukkan sebagian besar wilayah DKI Jakarta akan akan mengalami curah hujan yang luar biasa hingga 12 Januari 2020. Antisipasi badai dan angin kencang dengan kemungkinan banjir, tanah longsor, pemadaman listrik, dan kondisi perjalanan yang sulit di seluruh wilayah Jakarta," ujar Kedubes AS melalui laman resminya seperti dilihat detikcom, Rabu (8/1).
Tonton juga 25 Ribu Kg Garam Sudah Disebar untuk Modifikasi Cuaca :
(gbr/aan)