Melihat Jalan Antardesa di Citeureup Bogor yang Selalu Tergenang Air Sungai

Melihat Jalan Antardesa di Citeureup Bogor yang Selalu Tergenang Air Sungai

Sachril Agustin Berutu - detikNews
Selasa, 07 Jan 2020 17:50 WIB
(Foto: Sachril Agustin Berutu/detikcom)
Bogor - Ada sebuah jalan di Citeureup, Kabupaten Bogor, yang selalu tergenang air. Jalur ini tergenang air karena dilintasi aliran sungai.

Pantauan detikcom, Selasa (7/1/2020), jalur perbatasan antara Desa Gunung Sari dengan Desa Lulut, Citeureup, Kabupaten Bogor, tergenang air dengan ketinggian variatif, yakni dari mata kaki sampai selutut orang dewasa. Panjang jalan yang tergenang air ini sekitar 30-40 meter dengan lebar kira-kira 7 meter.


Foto: Sachril Agustin Berutu/detikcom

Kedua sisi jalur ini tidak ada pagar pembatas jalan. Terpantau, pada kiri dan kanan jalan adalah anak sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu juga terlihat, arus air di jalur ini cukup deras. Namun, aliran air di jalan ini dimanfaatkan warga untuk mencuci kendaraannya.

Foto: Sachril Agustin Berutu/detikcom


Tonton juga video Tinjau SDN Cirimekar 02 Cibinong, Nadiem: Segera Direhabilitasi!:




Sesekali juga terlihat ada pengendara sepeda motor yang melintas di jalur ini, baik yang langsung menerobos begitu saja, atau dengan yang mendorong kendaraannya.

Pada atas jalan terlihat ada tempat penggilingan batu bara. Pejalan kaki yang hendak melintas bisa dari tangga di sebelah tempat penggilingan batu bara ini.

Warga sekitar, Ogi Sugiwan mengatakan, jalur ini adalah jalur alternatif antara Desa Gunung Sari dengan Desa Lulut, Citeureup. Dia menjelaskan, jalur yang biasa disebut Jalan Kompayer ini memang sudah tergenang air dari dulu.

"Saya disini pas SMP, dari 2011 lah. Jalan ini memang sudah begini, enggak ada yang berubah," kata Ogi, ketika ditemui di sekitaran lokasi, Selasa (7/1/2020).

Ogi menambahkan, Jalan Kompayer ini sering dilintasi warga. Sebab, jalur ini adalah akses tercepat menuju Desa Lulut dari Desa Gunung Sari, atau sebaliknya, yaitu hanya sekitar 20 menit saja.

Bila memakai jalur lain, baik dari Nambo atau Tajur, akan memakan waktu tempuh lebih lama, yakni sekitar 1 jam. Namun dia mengatakan, jalan alternatif ini tidak akan digunakan warga bila turun hujan.

"Kalau hujan itu airnya naik sampai ke atas. Bisa sedada orang dewasa tingginya, bahkan lebih kadang. Arusnya juga kencang kalau hujan," lanjutnya.

Dia pun mengatakan, belum pernah ada warga yang mengalami kecelakaan atau hanyut akibat arus air ini.

"Kalau air sungai ini menuju Sungai Ciliwung," ujar dia.
Halaman 2 dari 2
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads