"Apakah mesti ucapan di media menunjukkan kinerja? Kan nggak juga. Kinerja seorang Menhan sudah dilakukan dengan pas menurut saya," kata Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga percuma ngomong keras-keras, gebrak-gebrak meja tetapi juga nggak ada action, kan begitu. Jadi kalau dibilang lembek saya pikir ya nggak juga," ucapnya.
Menurut Dasco, perlu dilakukan diplomasi yang intens untuk menyamakan persepsi soal garis batas negara. Dasco juga memuji sikap tegas yang dilakukan Menlu Retno LP Marsudi.
"Apa yang dilakukan Menlu melalui jalur diplomasi saya pikir sudah cukup keras, sudah pas. Kemudian pengerahan armada untuk memperlihatkan kita juga keras dalam penegakan kedaulatan juga sudah pas menurut saya," ujar Dasco.
Simak Video "Ini Alasan Laut Natuna Harus Dipertahankan Indonesia!"
Lebih lanjut, Dasco juga mengingatkan agar semua pihak tidak memberikan pernyataan yang justru melemahkan semangat menegakkan kedaulatan. Menurutnya, negosiasi melalui jalur diplomasi tetap harus dilaksanakan.
"Ya kan negosiasi melalui jalur diplomasi harus dilaksanakan. Karena kita tidak mungkin kan mengajak langsung perang," kata Dasco.
Sebelumnya diberitakan, Presiden PKS Sohibul Iman menyoroti tanggapan para menteri Kabinet Indonesia Maju soal klaim China atas Natuna. Sohibul menyinggung soal pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dia nilai tak tegas karena menyebut China sebagai sahabat.
"Jadi kalau diksinya dia (China) sahabat, jangan dibesar-besarkan, itu nggak ada ketegasan sama sekali. Walau kemudian alasan ini adalah bagian dari diplomasi, yang harus diplomasi seperti itu justru Menlu (Menteri Luar Negeri) sebetulnya, yang ini harusnya lebih tegas, kok terbalik. Menlu tegas, malah yang ini justru berdiplomasi," kata Sohibul di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (6/1).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini