Kisah Khalifah Umar bin Khattab Pilih Gadis Miskin Pemerah Susu Jadi Mantu

Kisah Khalifah Umar bin Khattab Pilih Gadis Miskin Pemerah Susu Jadi Mantu

Lusiana Mustinda - detikNews
Senin, 06 Jan 2020 17:18 WIB
Foto: Ilustrasi ; Fauzan Kamil/detikcom
Jakarta - Khalifah Umar bin Khattab memilih seorang gadis miskin pemerah susu, bernama Fatimah sebagai menantu. Fatimah dipilih karena kejujurannya. Kelak di kemudian hari cucu Fatimah atau buyut Umar bin Khattab menjadi khalifah. Seperti apa kisahnya?

Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua yang berkuasa pada tahun 634 hingga 644. Selama masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang adil dan sangat memperhatikan nasib rakyatnya.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dalam buku berjudul 'The Khalifah' oleh Abdul Latip Talib, meski memiliki pegawai, namun Umar bin Khattab selalu terjun untuk menyelidiki kehidupan rakyatnya sehingga bisa memastikan tidak ada rakyatnya yang mengalami kesusahan. Hampir tiap malam dia 'meronda', berjalan sendirian untuk memastikan warganya hidup aman dan nyaman.

Suatu malam, di sela 'meronda', Khalifah Umar bin Khattab melepas lelah di ujung lorong di dekat rumah kecil. Terdengar keluhan seorang wanita "Wahai Tuhan, kehidupan kami diimpit kemiskinan. Namun, Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah peduli kepada kami."

"Wahai ibuku, janganlah mengeluh. Sesungguhnya, Tuhan itu Maha Adil. Dia memberikan kita rezeki walaupun tidak dibantu oleh Khalifah Umar bin Khattab," Terdengarlah suara seorang gadis.

Tahulah Umar bin Khattab kalau di rumah itu tinggal seorang ibu bersama dengan anak gadisnya. Timbul penyesalan di hatinya karena tidak pernah sampai di tempat ini. Dia merasa bersalah karena tidak membantu keluarga miskin ini.

"Sore tadi ibu, memerah susu kambing. Besok, ibu akan membawa susu itu ke pasar. Semoga kita bisa membeli sedikit makanan dan keperluan kita."

"Saya doakan semoga besok ada orang yang membeli susu kambing kita. Jika ada uang yang tersisa setelah membeli bahan makanan dan keperluan kita, semoga ibu bisa membelikanku pakaian. Pakaianku yang ada sudah robak. Aku malu memakainya keluar rumah."

Umar bin Khattab merasa sedih mendengar ucapan gadis itu.

"Sebelum tidur, jangan lupa masukkan susu itu ke dalam botol. Besok pagi, Ibu akan membawanya ke pasar." Suara wanita itu jelas terdengar oleh Umar bin Khattab.

"Baiklah, Ibu, aku masukkan sekarang," sahut anak gadisnya.

Tiba-tiba, susu yang dituangkan ke dalam botol itu tumpah ke lantai. Dengan perasaan menyesal, gadis itu bersuara,"Maafkan aku, Ibu, karena susu yang aku tuangkan tumpah ke lantai. Jadinya tinggal separuh."

Dengan kesal, Ibunya berkata, "Wahai anakku, kita memerlukan uang untuk membeli makanan dan pakaianmu. Dengan susu yang sedikit itu, tentu tidak akan cukup."

"Wahai Ibu, apa yang harus aku lakukan?" Ucap anak itu sedih.

"Campurkan susu itu dengan air agar bertambah banyak." suruh ibunya.


Namun gadis itu tidak mau dan menyampaikan pesan Umar bin Khattab kepada ibunya agar kita senantiasa bersikap jujur. Mendengar hal itu, Umar pun beristigfar.

Keesokan harinya, Umar bin Khattab menyuruh Aslam, pembantunya pergi ke rumah wanita tersebut. Sang khalifah meminta kedua perempuan itu menemuinya.

Menolak karena beberapa hal, akhirnya Aslam menggeretak ibu gadis tersebut karena menyangka alasan-alasan tersebut hanya ia buat-buat. Sesampainya di rumah Umar bin Khattab, wanita itu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau memanggil kami menghadap karena ingin membeli susu kambing dari kami? " tanya wanita itu sambil menunjukkan botol susu yang hendak dijualnya.

"Tidaklah engkau tahu bahwa pedagang yang jujur akan mendapat rezeki yang halal? Sebaliknya, pedagang yang menipu atau mengurangi takaran dan timbangan akan mendapat kemurkaan Tuhan? tanya Khalifah Umar bin Khattab.

"Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya susu yang kami bawa ini jenis susu yang baik. Engkau tidak akan rugi membelinya." Anak gadis wanita itu bersuara.

Khalifah Umar bin Khattab tersenyum melihat gadis itu, lalu berkata, "Aku mau membelinya. Aku juga mau melamarmu untuk kunikahkan dengan anak lelakiku," Jawab Khalifah Umar bin Khattab.

Wanita dan anak gadis itu pun terkejut. Khalifah Umar bin Khattab lalu memanggil semua anak lelakinya yang belum menikah. Kemudian, dia berkata "Gadis di hadapanmu ini adalah orang yang baik dan jujur. Siapakah di antara kalian yang ingin menjadikannya istri?"

Ashim segera mengangkat tangan, lalu berkata "Wahai Amirul Mukminin, jika gadis ini belum dilamar oleh siapapun aku ingin melamarnya."

"Aku sudah menyelidiki gadis ini. Namanya Fatimah dan dia belum dilamar oleh siapa pun," jelas Khalifah Umar bin Khattab.

Tidak lama setelah itu, Ashim dan Fatimah pun menikah. Mereka hidup bahagia. Khalifah Umar bin Khattab pun sangat sayang kepada Ashim dan Fatimah. Dia selalu berkata "Wahai Tuhan, alangkah bahagianya jika ada dari keturunanku mengisi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana dunia ini dipenuhi kezaliman."

Tidak lama kemudian, Fatimah mengandung lalu melahirkan seorang bayi perempuan cantik bernama Laila. Ketika dewasa, Laila pun dilamar oleh Marwan bin Hakam untuk dinikahkan dengan anak lelakinya bernama Abdul Aziz. Laila dan Abdul Aziz dikaruniai putra bernama Umar bin Abdul Aziz yang kelak menjadi khalifah.

Halaman 2 dari 2
(lus/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads