Kepala UPT Pengelolaan obyek wisata Dieng, Banjarnegara Aryadi Darwanto menyebutkan, selain ukuran arca yang besar, juga terdapat keunikan lainnya. Seperti adanya motif batik teratai pada arca, dan ditemukannya batu bata di bawah lapik arca.
"Saat dilakukan penggalian pada saat itu, saya melihat seperti batu bata. Akhirnya saya ikut menggali untuk memastikan, ternyata benar itu adalah batu bata," kata Aryadi saat dihubungi detikcom, Minggu (5/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria Lulusan Sarjana Arkeologi UGM ini menyebut penemuan batu bata menjadi temuan penting. Salah satunya membuktikan jika batu bata sudah dimanfaatkan untuk membangun sejak sebelum Majapahit, mengingat Candi di Dieng merupakan candi tertua di Jawa.
"Dengan ditemukannya batu bata ini artinya, masyarakat sebelum Majapahit ini sudah memanfaatkan batu bata," terangnya.
Saat penggalian ada dua batu bata yang ditemukan, hanya saja satu batu bata pecah saat dilakukan penggalian. Aryadi menuturkan bentuk bata itu mirip dengan batu bata saat ini, hanya berukuran lebih tebal dan lebih besar.
"Bentuknya sama dengan batu bata sekarang, hanya ukuran lebih besar dan lebih tebal. Sekarang batu bata sudah disimpan di Museum Kaliasa," ujarnya.
Untuk diketahui, arca Ganesha ini ditemukan petani kentang di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo pada 27 Desember 2019 lalu. Arca ditemukan saat petani tersebut tengah mencangkul kebun kentang. (ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini