"Laporan dari kepolisian Banten, penyebab utama selain hujan lebat di hulu adalah sejumlah tambang yang pecah," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Kecamatan Lebak Gedong, Lebak, Banten, Sabtu (4/1/2020).
Tambang yang ditinggalkan warga, lanjutnya, ambrol dan mengakibatkan longsor dan membawa luapan lumur dan menyapu sepanjang aluran Sungai Ciberang. Dampak yang ditimbulkan cukup masif merusak permukiman yang ada di pinggir sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
BNPB meminta Pemkab Lebak segera mendata jumlah rumah rusak. Untuk sementara warga yang rumahnya rusak akan diberi bantuan Rp 500 ribu sebagai uang tunggu hunian tetap.
Sebagaimana diputuskan presiden, warga yang rumahnya juga terkena dampak akan mendapatkan dana stimulan Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 untuk rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rusak ringan.
"BNPB mengambil langkah terintegrasi, tidak perlu menunggu status tanggap darurat berakhir, jadi paralel, pemerintah daerah segera memberikan data masyarakat yang rumahnya rusak berat, sedang, dan ringan sehingga tidak perlu nunggu dibuatkan hunian sementara," pungkasnya.
Adapun kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dikenal sebagai lokasi penambangan emas. Khususnya di kawasan hulu seperti Kecamatan Cibeber.
Simak Video "H+4 Pascabanjir, Pintu Air Manggarai Siaga IV"
(bri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini