"Refleksi kehidupannya kehidupan yang sederhana tapi kaya dengan moralitas, dengan spiritualitas, dengan keteladanan," kata Busyro saat ditanya wartawan di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta mengenai kenangannya atas almarhum Yunahar, Jumat (3/1/2020).
Di mata Busyro, Yunahar yang juga tercatat sebagai Wakil Ketua Umum MUI Pusat periode 2015-2020 memiliki karakter kuat yang senantiasa menjaga martabat dan marwahnya. Karakter yang dimaksud tak lain merupakan sikap keistikamahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, dalam konteks umat Islam bahkan bangsa ini termasuk Muhammadiyah, (sosok almarhum Yunahar) itu sebetulnya kekayaan bangsa ini yang tidak bersifat materiel itu adalah kekayaan spiritual," lanjutnya.
Menurut Busyro, karakter Yunahar yang tidak mementingkan aspek materiel sudah teruji. Selama hidupnya almarhum Yunahar kerap menolak berbagai tawaran, termasuk tawaran jabatan yang ditawarkan kepadanya.
"Kenangan pribadi saya beliau bisa memiliki kemampuan intuitif untuk bersikap hati-hati di dalam menerima sejenis tawaran-tawaran apapun juga, itu sangat berhati-hati. Tidak serta-merta menerimanya," ungkap Busyro.
Sebelum meninggal Yunahar tercatat sebagai Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih, Tajdid dan Tabligh. Tarjih adalah salah satu unit yang memproduksi produk-produk fikih di salah satu Ormas Keagamaan terbesar di Indonesia itu.
"Jadi (bidang tarjih adalah) lembaga keulamaan yang bertugas untuk mendalami, mengembangkan, memproduk produk-produk fikih dengan metode tarjih, itu beliau (Yunahar) ketua yang membidanginya," papar Busyro.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini