Blangko e-KTP di Cianjur Minim, Calo di Disdukcapil Marak

Blangko e-KTP di Cianjur Minim, Calo di Disdukcapil Marak

Ismet Selamet - detikNews
Kamis, 02 Jan 2020 17:07 WIB
Foto: Ilustrasi oleh Basith Subastian/detikcom
Cianjur - Minimnya stok blangko e-KTP di Cianjur membuat antrean data siap cetak atau Print Ready Record (PRR) mencapai 36.136 data kependudukan. Kondisi ini membuat calo marak berkeliaran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cianjur.

Kepala Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan Disdukcapil Kabupaten Cianjur Aang Sumiarsa menjelaskan antrean data siap cetak sejak Juli 2019.

Dalam setiap permohonan penambahan blangko, Cianjur hanya mendapatkan kuota sebanyak 500-1000 keping blangko e-KTP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di awal tahun sempat terjadi antrean pencetakan juga, tapi menjelang momentum pileg dan pilpres, stok ditambah sehingga antrean selesai. Tapi selesai momentum itu, stok kembali menipis sehingga antrean PRR kembali terjadi sampai sekarang," ujar Aang saat ditemui di Kantor Disdukcapil Cianjur di Jalan Raya Bandung, Kamis (2/1/2020).


Antrean data siap cetak akan terus bertambah jika stok blangko belum ada penambahan. Apalagi setiap harinya tercatat ada 150 orang pemohon yang datang ke Disdukcapil untuk membuat KTP.

Adapun stok blangko saat ini hanya tersisa sekitar 400 keping. Stok itu hanya cukup untuk tiga hari ke depan dan tidak makan menekan jumlah atrean data siap cetak.

Dengan keterbatasan blangko, Disdukcapil Cianjur menyiasati dengan mengeluarkan surat keterangan (suket). Bahkan saat ini sudah 74 ribu suket dikeluarkan. Pasalnya setiap hari ada sekitar 200 suket yang dicetak.

"Suket yang dikeluarkan itu terdiri dari yang print ready record dan yang di luar itu, misalnya yang mengubah data ataupun yang mengajukan penggantian karena e-KTP nya rusak," terangnya.

Dari hasil penelusuran detikcom, didapati para calo administrasi kependudukan (Adminduk) itu berkeliaran dan menawarkan jasa pada warga yang tengah mengantre atau menunggu di halaman Kantor Disdukcapil Cianjur.

Salah seorang calo yang berhasil ditemui mengatakan dengan kondisi saat ini membuat banyak pemohon memilih jasa calo agar e-KTP ataupun adminduk lainnya cepat selesai.

Tidak hanya masalah keterbatasan stok, habisnya nomer antrean karena adanya pembatasan setiap harinya membuat banyak calo.

"Kalau mau dapat nomer antrean harus dari subuh, tadi juga jam 06.30 Wib nomer untuk e-KTP sudah habis. Kalaupun masih ada, kendalanya di stok blangko yang minim," ujar dia.


Menurutnya untuk pencetakan e-KTP baru, dia mengenakan tarif sebesar Rp 150 ribu. Sedangkan untuk yang mengubah data ataupun mencetak ulang lantaran e-KTP nya rusak dipatok harga Rp 250 ribu.

"Soalnya ada aturan, yang perbaikan atau yang rusak itu hanya dikeluarkan suket. Jadi agak mahal," terangnya.

Dalam sehari calo itu mengaku bisa meraup untung hingga ratusan ribu rupiah. Sebab dari satu e-KTP yang diurusnya, dia mendapatkan bagian Rp 50 ribu - Rp 100 ribu.

"Tidak semua buat saya, dibagi-bagi. Kalau yang baru cetak misalnya, dari Rp 150 itu buat beli blangko nya Rp 50 ribu, buat yang mencetaknya Rp 50 ribu, dan yang Rp 50 ribu lagi buat saya," ungkapnya.

Banyaknya calo diakui Aang. Namun ia menyatakan pihaknya berusaha untuk meminimalisir keberadaan calo, di antaranya dengan menerapkan sistem pendaftaran online.

"Di tahun ini akan diterapkan pendaftaran online melalui website dan aplikasi. Salah satunya untuk meminimalisir keberadaan calon, disamping untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan," kata Aang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads