"Bencana di Aceh pada 2018 sebanyak 362 kali dan tahun 2019 sebanyak 797 kali. Total kerugian mencapai lebih kurang Rp 168 miliar," kata Kepala BPBA Sunawardi kepada wartawan, Kamis (2/1/2020).
Sepanjang 2019, bencana paling banyak terjadi yaitu kebakaran pemukiman sebanyak 285 kali, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 220 kali, puting beliung 95 kali. Selain itu, banjir genangan melanda Aceh sebanyak 70 kali, longsor 26 kali, banjir luapan 24 kali dan gempa bumi berkekuatan sekitaran 5,0-5,3 SR sebanyak 14 kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunawardi menjelaskan, wilayah paling banyak dilanda bencana yaitu Aceh Besar, Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Tengah. Ke delapan daerah tersebut mengalami bencana beragam.
"Dampak yang ditimbulkan akibat bencana yaitu jumlah masyarakat terdampak sebanyak 23.855 KK atau 88.113 jiwa, pengungsi sebanyak 1.206 jiwa. Korban meninggal dunia akibat bencana sebanyak enam orang, dan luka-luka sebanyak 11 orang," Sunawardi.
Simak Video "BMKG Workshop Bareng 13 Pakar Siapkan Infrastruktur Antigempa dan Tsunami"
Sunawardi merinci kerugian yang timbul akibat bencana paling banyak dialami Kabupaten Aceh Selatan sebesar Rp 19 miliar, disusul Aceh Tenggara Rp 15 M, Aceh Utara Rp 11 miliar, Aceh Singkil Rp 7 miliar dan Aceh Jaya sebesar Rp 6 milyar.
Menurutnya, kebakaran masih menjadi bencana yang paling banyak terjadi, terutama kebakaran pemukiman. Dia mengungkapkan, kebakaran sebenarnya dapat diminimalisir dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
"Misalnya dengan memeriksa instalasi listrik yang sudah tua yang menjadi sebab utama kebakaran. Sedangkan penyebab lainnya adalah perlu kewaspadaan dalam mengelola sumber panas di rumah tangga seperti mematikan kompor dan barang-barang elektronik yang harus diawasi dengan baik," jelasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini