Warga Villa Nusa Indah, Diah Viveryani, mengungkapkan, ia dan keluarganya berlindung selama belasan jam di lantai atas rumahnya. Dia mengaku berlindung tanpa persiapan, yakni tidak membawa persediaan makan dan minuman.
Diah mengatakan tidak dapat pergi ke posko bantuan karena ketinggian air sekitar 2 meter. Meski begitu, lanjutnya, Diah bisa bertahan karena ada orang yang memberikan makanan dari luar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak lihat siapa (yang memberikan makanan dengan dilempar, kan banyak orang juga di atas genteng (tiap rumah). Itu pada ambilin juga (makanan yang dilempar)," lanjut dia.
Diah menjelaskan, ia berada di lantai atas rumahnya dari siang (Rabu, 1/1) kemarin sampai pagi tadi. Banjir yang terjadi di perumahannya adalah banjir pertama sejak 2017.
Dia pun mengatakan listrik masih mati sampai sekarang. Akibat banjir ini, lanjutnya, dagangan dan perabotannya banyak yang rusak.
"Belum (ke posko bantuan) karena masih sibuk bersih-bersih. Mau ke sana juga bingung masih kotor," ujar dia.
Warga lainnya, Raihan, mengatakan ia sulit mendapat bantuan makanan ketika banjir masih terjadi. Raihan mengaku tidak dapat ke posko bantuan untuk mengambil makanan karena ketinggian air mencapai 2 meter.
Dia pun memilih bertahan di lantai atas rumahnya dari pukul 11.00 WIB kemarin dengan makanan ringan saja. Bersama 4 orang lainnya, Raihan bertahan dengan kondisi mati listrik.
Raihan mengaku tidak mendapat bantuan makanan dari petugas.
"Saya baru dapet pukul 04.00 WIB (makanan). Banyak yang teriak kelaparan (dari genteng dan lantai atas rumah) tapi didiamkan. Pas tengah malam, saudara saya keluar cari makan. Dia keluar pakai perahu karet terus balik lagi bawa makanan," ujar Raihan. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini