"Jadi penyakit dia itu di rahim, metode yang saya pakai pengobatannya itu 3 kali. Pertama saya syariatin kedua saya coba angkat penyakitnya dan komunikasi sama pasien terus ketiga, saya bacakan doa untuk membersihkannya itu," ujar Habib Husein Alatas dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Jumat (27/12/2019).
Husein mengungkap awal pertemuan dengan korban. Korban sendiri ternyata adalah istri Y, yang dikenalnya lewat sebuah pengajian, sekitar 8 bulan yang lalu di Setu, Kabupaten Bekasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara Pencabulan
Pada saat itu, Habib Husein Alatas berkesempatan datang ke rumah korban atas undangan suami korban berinisial Y. Habib Husein Alatas diminta untuk mengobati R yang mengeluhkan sakit di bagian rahim.
"Saya ke sana karena sudah kenal lama sama dia, katanya setiap istrinya mengandung itu berat kandungnya ada muntah-muntahnya itu ngidamnya berat, lalu saya tawarkan nanti saya coba syariat. Saya pakai aurod wirid karangan saya," tuturnya.
Adapun, metode pengobatan yang dia terapkan terdiri dati 3 tahapan dimulai dari memberikan doa-doa hingga memegang kemaluan korban. Kontak fisik yang dilakukan pelaku diklaimnya merupakan sebuah cara untuk mengetahui posisi rahim korban. Dalam prakteknya, Husein Alatas bahkan tidak menggunakan sarung tangan, sebagaimana yang biasanya dilakukan dokter atau tenaga medis.
Pada 26 November 2019, setelah tahapan kedua, menurut Habib Husein Alatas, korban sudah mulai merasakan pergerakan di dalam rahimnya. Husein Alatas lalu datang kembali ke rumah korban dan melakukan pengobatan.
Tato Wanita
Dalam kesempatan wawancara dengan detikcom, Habib Husein Alatas juga bicara soal tato wanita telanjang yang ada di lengan kirinya. Dia melukis tatonya itu sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Saya bikin tato waktu SMP saat masih jadi anak band di Pekalongan. Nama grup saya Kopi Band Log Zhelebour," ujar Habib Husein.
Pria kelahiran 10 September 1980 itu membuat tato itu sejak tahun 1995 di Pekalongan, Jawa Tengah. Tato tersebut awalnya berukuran kecil, namun saat dia main band di Surabaya, tato itu diperbaharui dan diperbesar gambarnya oleh seorang ahli tato di Kota Pahlawan tersebut.
"Ini dulu gambar dia ceritanya dulu kan kecil tatonya, waktu saya masih di Pekalongan waktu SMP nah di Surabaya ada ahli tato dan saya masih main band dulu masih gaul itu dibagusin sama dia. Itu teman saya Heri tato orang Lampung kalau nggak salah," jelasnya.
Metode Pengobatan
Habib Husein Alatas mengaku sudah beberapa tahun terakhir menjalani profesi sebagai guru ngaji sekaligus tabib. Metode pengobatannya hanya berupa rapalan doa yang dia susun sendiri.
"Tapi zikir yang saya buat sudah diijazahkan ke sejumlah kiai di Pasuruan, Jawa Timur hingga ke Banten sejak 2004 lalu. Jadi pengobatan saya menggunakan ilmu hikmah," terang Husein.
Ilmu zikir dan doa dia dapatkan selama mondok di sejumlah pesantren di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Habib Husei Alatas memutuskan untuk mondok di pesantren setelah cerai dari istri pertamanya di tahun 2000.
Selepas dari pondok Husein mulai mengisi acara pengajian. Para jamaah pun kerap meminta saran dan doa kepadanya sejak saat itu.
Husein mengaku kerap diminta memberikan doa-doa untuk berbagai keperluan. Dalam hal mengobati penyakit, Habib Husein Alatas baru menerapkannya kepada korban.
Husein mengaku selain bisa mengobati penyakit dalam dia juga bisa mengobati orang kesurupan, pengasihan hingga penglaris. Dia mengaku telah mendapatkan ijazah untuk ilmunya itu.
"Iya saya ijazah hikmah dari beberapa guru saya Ki Jafir di Pasuruan, ada Pak Anam Tasik, Abi Dimyati Pandeglang Banten, Haji Aceng di Banten banyak guru saya," akunya.
Halaman 2 dari 2