Gubernur Harap Universitas Andi Djemma Buat Kebijakan By Riset di Luwu Raya

Gubernur Harap Universitas Andi Djemma Buat Kebijakan By Riset di Luwu Raya

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Senin, 30 Des 2019 16:06 WIB
Foto: Gubernur Sulsel Nudin Abdullah (Noval-detikcom)
Luwu - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah melakukan peletakan batu pertama pembangunan kampus baru Universitas Andi Djemma di Kabupaten Luwu. Nurdin berharap universitas tersebut mampu melahirkan kebijakan yang berbasis riset untuk wilayah Luwu Raya.

"Luwu Raya ini punya kampus besar yang namanya Universitas Andi Djemma, Universitas Muhammadiyah dan beberapa universitas yang lain. Ini nanti akan menjadi gudang kebijakan, jadi 4 kabupaten ini (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Kota Palopo) semua kebijakan-kebijakannya itu by riset," kata Nurdin di lokasi peletakan batu pertama kampus baru Universitas Andi Djemma, Walenrang, Luwu, Senin (30/12/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurdin berharap agar civitas akademika universitas yang ada di Luwu Raya ikut menggali setiap potensi yang ada di wilayah Luwu Raya. Hal ini agar setiap program percepatan pembangunan Luwu Raya turut melibatkan para ahli dari Luwu Raya.

"Dorong daerah supaya betul-betul mencetak orang-orang yang terdidik dan orang-orang yang terunggul sesuai dengan kebutuhan pasar. Tentu kampus menjadi prasyarat utama," imbuhnya.

Nurdin mendukung penuh pembangunan kampus baru Universitas Andi Djemma di atas lahan seluas 30 hektar di wilayah Walenrang, Kabupaten Luwu. Hal ini mengingat Universitas Andi Djemma di Kota Palopo sudah menampung sekitar 5.000 lebih mahasiswa. Dia juga mendorong agar Universitas Andi Djemma segera menjadi kampus negeri.

"Di sini (Walenrang) ada lahan yang dihibahkan dari pemerintah Kabupaten Luwu, maka kita bareng-bareng untuk menyelesaikan kampus ini, termasuk juga kontribusi pemerintah pusat nanti," paparnya.


Tonton juga Polisi Bongkar Jaringan Prostitusi Online di Sulsel :





Nurdin menilai Luwu Raya memiliki potensi yang cukup besar. Namun potensi tersebut selama ini kurang didukung oleh program pembangunan pemerintah provinsi, sehingga tak jarang masyarakat yang ada di Luwu Raya menuntut pemekaran Provinsi Luwu Raya.

Untuk itu, Nurdin menilai Luwu Raya yang memiliki potensi sumber daya alam seperti nikel sudah harus mampu menguasai teknologi untuk menambah nilai tambah bagi daerah.

"Kalau kita sudah kuasai teknologi, tentu bagaimana mengelola sumber daya alam kita secara maksimal supaya memiliki nilai tambah. Karena sekarang ini boleh dikata kita baru menyadari, contoh misalnya; selama kita mengekspor mineral, nikel, yang kita cuma jual cuma nikelnya, tapi banyak lagi komponen-komponen yang lain," paparnya.



"Sekarang baru kita sadari, baru lah ada moratorium, nah moratorium ini kelihatan kan, harga nikel naik. Dulu harga nikel monoton dari tahun ke tahun, harga nikel cuma begitu. Setelah kita moratorium, harga nikel langsung melambung tinggi, dan semua ramai-ramai bikin smelter," paparnya.

Nurdin mengisi akhir tahun 2019 dengan melakukan kunjungan kerja ke wilayah Luwu Raya. Dia bersama Panglima Kodam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi berangkat dari Kota Makassar menggunakan helikopter milik TNI AD tiba di Bandara Bua, Kabupaten Luwu, Senin (30/12).

Sebelumnya Nurdin sempat melakukan peletakan batu pertama Masjid Universitas Muhammadiyah Palopo serta melakukan pertemuan dan memberi bantuan non tunai kepada ketua RT/RW se-Kota Palopo.

Halaman 2 dari 2
(nvl/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads