Badai itu, dengan hembusan angin hingga 200 kilometer (124 mil) per jam, melanda desa-desa terpencil dan tujuan wisata populer di Filipina tengah, Rabu (25/12) kemarin. Pihak berwenang hari ini menyebut saat ini jumlah korban tewas 28 orang, sebelumnya mereka merilis 16 orang tewas pada hari Kamis (26/12).
"Kemungkinannya ada bahwa jumlah korban masih akan meningkat. Namun kami berharap tidak bertambah," kata juru bicara Badan Bencana Nasional setempat, Mark Timbal kepada AFP, seperti dilansir, Sabtu (28/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena peristiwa ini, ribuan orang dievakuasi dan mengungsi ke dataran tinggi. Peristiwa ini juga merusak peryaan Natal warga Filipina.
Pohon-pohon tumbang di Boracay dan beberapa gedung juga hancur saat badai. layanan kapal feri yang menuju Boracay juga dihentikan sementara.
Sebelumnya juga diberitakan, akses telepon seluler dan internet di Boracay masih terputus hingga Kamis (26/12). Pendataan kerusakan dan korban menjadi makin sulit akibat kondisi itu.
"Tetap saja, jalur komunikasi mati. Listrik masih mati," kata kepala polisi kota di Provinsi Alkan, yang berdekatan dengan Boracay, Jonathan Pablito kepada AFP, Kamis (26/12).
Topan Phanfone Terjang Filipina, 20 Orang Tewas:
(zap/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini