"Pada tahun 2018 terdapat 34 kasus, di tahun 2019 terdapat 35 kasus. Kenapa meningkat? Meningkatnya itu karena berani melaporkan," kata VP Corporate Communications KCI Anne Purba di Stasiun Kota, Jakarta, Jumat (27/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bentuk pencegahannya, KCI juga melakukan edukasi ke para petugas di stasiun agar bisa merangkul penumpang yang menjadi korban pelecehan seksual. Para petugas dipesankan, ketika menemui korban pelecehan seksual segera dibawa ke ruangan di stasiun sebelum diviralkan di media sosial.
"Kadang ada yang merasa keberatan, merasa terancam begitu diviralkan di media sosial, dia (korban) jadi malu, ke teman-temannya juga jadi malu, karena pada saat itu ada wajahnya sedikit kelihatan, jadi dia merasa melapor nggak safe. Padahal sebenarnya yang membuat nggak safe itu adalah bagaimana media sosial melakukan bullying," jelas Anne.
Anne mengakui, meski banyak menerima laporan, kasus pelecehan seksual di dalam kereta selalu berujung damai. Jadi, agar kasus tak terulang, menurut Anne, perlu ada edukasi ke para penumpang.
Dia mengatakan pelaku pelecehan kerap melakukan aksinya di jam-jam sibuk. Sebab, momen itulah yang membuat aksinya tidak terpantau oleh penumpang lain di kereta. PT KCI belum berencana menambah jumlah gerbong wanita. Hal itu disebabkan yang menjadi korban bukan hanya perempuan.
"Untuk sementara kita masih memaksimalkan dua, namun nanti kita coba lihat ya. Karena ya itu tadi, tujuannya bukan untuk gender tetapi kenyamanan di semua kereta karena korbannya tidak hanya perempuan," kata Anne.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini