Hal itu disampaikan Fadli dalam diskusi bertajuk 'Indonesia Milik Kita atau Milik Siapa?' di Restoran Raden Bahari, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019). Fadli awalnya mengutip Bung Hatta soal tujuan kemerdekaan, yaitu mencapai kebahagiaan rakyat, kesejahteraan rakyat, kebebasan dan kemerdekaan rakyat, serta kedamaian rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi golongan kita melihat bahwa ada upaya-upaya untuk menimbulkan satu stigma di antara golongan yang ada. Golongan agama mau dipertentangkan dengan Pancasila. Ini adalah upaya untuk justru memperkeruh perdamaian dan kedamaian kita. Dan ini menurut saya sangat berbahaya," kata Fadli.
Fadli lalu menyinggung isu radikalisme yang menurutnya sengaja dihembuskan oleh pemerintah dan berpotensi membuat masyarakat terpecah belah. Menurutnya, radikalisme menjadi kambing hitam karena pemerintah tak becus mengelola negara.
"Jadi ini yang menurut saya sangat berbahaya, sehingga kita bisa bertanya, sebetulnya agenda apa ini? Sampai Menteri Keuangan pun harus berbicara tentang radikalisme. Jadi radikalisme ini menjadi satu dalih yang paling mudah untuk menutupi ketidakbecusan. Dan ini yang menurut saya sedang terjadi sekarang ini," ujar Fadli.
"Harus ada kambing hitam, dan kambing hitam itu namanya adalah radikalisme. Padahal, di balik radikalisme ini, menurut saya adalah ketidakbecusan di dalam me-manage dan mengelola bangsa ini," imbuhnya.
Menurut Fadli, Indonesia punya potensi untuk menjadi bangsa yang besar. Namun Fadli menyebut potensi itu bisa saja hilang jika pemimpinnya tidak bisa mengelola negara.
"Dan saya melihat bahwa sebetulnya kita ini sebagai bangsa dan negara sudah sangat mempunyai ruang dan peluang yang sangat besar untuk menjadi negara yang besar. Tetapi kalau di-manage seperti ini, saya tidak yakin Indonesia itu akan menjadi negara besar. Kalau kepemimpinannya lemah, kalau tidak ada satu visi dan manajemen yang baik, kalau kita tidak bisa mengelola kekayaan negara kita sendiri," ucapnya.
Lebih lanjut Fadli menyebut kekayaan Indonesia hanya dimanfaatkan oleh segelintir orang dan pihak asing. Ia pun mempertanyakan siapa sebetulnya yang memiliki Indonesia.
"Kalau kita lihat justru bumi, air, udara, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu untuk sebesar-besar segelintir orang tertentu, sebesar-besar mungkin pihak asing, atau sebesar-besar pihak-pihak yang memang mempunyai kedekatan dengan kekuasaan. Dan ini yang menurut saya akan menjawab, Indonesia ini milik kita atau milik siapa?" tanya Fadli.
"Indonesia ini menguntungkan rakyat atau menguntungkan segelintir orang saja? Indonesia ini dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sudah menjadi milik rakyat, menguntungkan rakyat, atau hanya menguntungkan orang-orang tertentu saja? Dan ini yang menurut saya sangat membahayakan," pungkasnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini