Ujicoba peledakan tersebut dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya dampak ledakan terhadap ratusan rumah di Kompleks Tipar Silih Asih yang berada di kaki Gunung Bohong.
Pengeboman pertama dilakukan pada pukul 09.15, pengeboman kedua dilakukan pukul 09.35, dan pengeboman ketiga dilakukan pukul 10.00.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya kedengeran suaranya ada tiga kali. Terus rumah-rumah warga yang paling dekat juga kacanya bergetar," ujar Ketua RW 13, Ahmad M. Sutisna saat ditemui.
![]() |
Ahli Terowongan dan Geoteknik LAPI ITB Simon Heru Prasetyo mengatakan timnya menetapkan ambang batas 2 milimeter per detik untuk bangunan kelas satu.
Daya ledak pun dikurangi dengan menempatkan 1,4 kg bahan peledak tiap lubang.
"Setelah kita pantau trail blasting 3 kali, masing-masing ledakan ada 5 lubang yang diledakkan, jadi totalnya ada 15 lubang yang diledakan," ujar Simon didampingi Profesor Made Astawa Rai.
Dari jarak 50 meter dari titik ledakan, tercatat kecepatan rambatan dengan nilai 1,81 mm perdetik. "Masih di bawah ambang batas, pada 200 meter dari lokasi, tercatat 0 getaran, masih di bawah ambang batas SNI," kata Simon.
Kendati demikian, pihaknya masih akan terus mengkaji data yang didapatkan dari lapangan untuk memastikan aman atau tidaknya peledakan untuk pembangunan terowongan kereta cepat.
"Kita juga akan cek GPS, yang kami tanam satu meter dalam tanah. Kita lihat kemana pergerakannya setelah trail blasting ini," katanya.
Simon mengatakan, sedianya di dunia pertambangan, jarak aman antara pemukiman dan titik ledak adalah 500 meter dan 300 meter untuk alat berat.
"Tapi ini jaraknya dekat sekali dengan pemukiman, makanya kita akan kaji kembali untuk satu atau dua minggu ke depan," katanya.
Dari jarak 50 meter dari titik ledakan, tercatat kecepatan rambatan dengan nilai 1,81 mm perdetik. "Masih di bawah ambang batas, pada 200 meter dari lokasi, tercatat 0 getaran, masih di bawah ambang batas SNI," kata Simon.
Sementara itu pantauan rumah warga, dilaporkan beberapa rumah rusak. Seperti yang terjadi di rumah Acih (55) warga RT 4 RW 10 Kampung Tipar Timur, tembok dinding pintu rumahnya terkikis saat ledakan kedua di Gunung Bohong.
"Asalnya cuma retak-retak aja, sekarang sampai rontok lapisan dindingnya. Sengaja belum dibersihkan, biar kelihatan rusaknya, soalnya kemarin enggak ada," ujar Acih saat ditemui di rumahnya.
Acih dan warga terdampak lainnya, mengaku tak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya jika ada uji coba pengeboman oleh tim ahli dari ITB.
"Kalau warga itu enggak pernah dikasih tahu sama pengurus RT atau RW termasuk yang sekarang. Jadi warga di sini khawatir dan bingung juga," katanya.
Acih mengatakan, pihak PT. KCIC melalui subkontraktornya, PT. CREC, hanya memberikan kompensasi sebesar Rp 55 ribu setiap bulan.
"Sebulan itu semua warga di RW 10 hanya dikasih Rp 55 ribu dari perusahaan. Enggak mungkin cukup buat perbaikan kerusakan, jadi saya mengandalkan uang sendiri aja buat menambal kerusakan," ucapnya.
Tonton juga video Jalur KA Sukabumi-Bogor Longsor, Perjalanan Dibatalkan:
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini