Kisah Tragis Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda hingga Daycare Ditutup

Kisah Tragis Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda hingga Daycare Ditutup

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Jumat, 27 Des 2019 11:55 WIB
Foto: Yovanda-detikcom
Jakarta - Kematian M Yusuf Ghazali (4), balita tewas tanpa kepala gegara diduga tercebur ke parit menyisakan tanda tanya. Meski ditemukan fakta baru, namun belum ada tersangka dalam kasus ini.


Fakta terbaru, Dinas Pendidikan Kota Samarinda menutup tempat penitipan anak (daycare) dan PAUD Jannatul Athfaal buntut dari tewasnya Yusuf per Jumat 27 Desember 2019.
Sekolah sekaligus tempat penitipan anak itu ditutup karena dianggap lalai mengawasi muridnya sehingga Yusuf tewas dan ditemukan di sebuah parit.


Polisi hingga kini tidak kunjung menetapkan tersangka. Dugaan sementara, Yusuf tercebur ke parit. Hasil pemeriksaan forensik sementara menunjukkan polisi menemukan kulit reptil di tubuh Yusuf sehingga tak menutup kemungkinan organ tubuh Yusuf tak utuh karena dimakan biawak, ular, atau sejenisnya. Namun, keluarga Yusuf menepisnya. Keluarga berpendapat sangat kecil kemungkinan balita Yusuf terseret banjir dalam parit.

Berikut jejak kasus balita tewas tanpa kepala:

Jumat, 22 November 2019

Balita Yusuf dilaporkan hilang dari PAUD sekitar pukul 15.00 Wita. Yusuf diketahui menghilang saat ditinggal pengasuh ke toilet selama 5 menit.

Minggu, 8 Desember 2019

Dua minggu menghilang, balita Yusuf akhirnya ditemukan di i parit Jl Pangeran Antasari Gang 3 pada sekitar pukul 08.15 Wita. Lokasi penemuan balita tanpa kepala ini sekitar jaraknya 20 meter dari PAUD Jannatul Athfaal, tempat penitipan balita Yusuf. Saat ditemukan jasad balita Yusuf sudah membusuk. Ada bagian kaki dan tangan disebut polisi juga rusak.

Selasa, 10 Desember 2019

Polisi menyebut tidak ada tanda dugaan pembunuhan terhadap balita berumur 4 tahun itu.

"Diduga kematian anak ini tercebur di parit. Kita tidak mau berasumsi macam-macam karena sampai saat ini belum ditemukan adanya pembunuhan, mutilasi," ujar Kapolresta Kota Samarinda Kombes Arif Budiman.

Warga membantu polisi mencari potongan tubuh balita tewas tanpa kepala.Warga membantu polisi mencari potongan tubuh balita tewas tanpa kepala. Foto: Warga bantu polisi cari potongan tubuh mayat balita tanpa kepala di Samarinda (Suriyatman-detikcom)


Polisi menduga Yusuf tewas karena tercebur ke parit. Hasil pemeriksaan forensik sementara menunjukkan polisi menemukan kulit reptil di tubuh Yusuf sehingga tak menutup kemungkinan organ tubuh Yusuf tak utuh karena dimakan biawak, ular, atau sejenisnya. Polisi juga menduga Yusuf tercebur ke parit karena kelalaian pengasuh penitipan anak.

"Dugaan sementara ya memang anak ini tercebur akibat kelalaian pengasuh di rumah penitipan anak itu. Karena pengasuh ini ke toilet 5 menit, anak ini menghilang, sudah diupayakan mencari saat itu juga tidak ketemu," ujar Arif.

Jumat, 13 Desember 2019

Kematian Yusuf masih diselidiki. Polisi belum menetapkan tersangka.

Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman mengatakan belum ada perkembangan terkait kasus tersebut. Pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan dan penyelidikan.

"Belum ada tersangka, masih kami dalami," kata Arif.


Daycare tempat Yusuf dititipkan akhirnya ditutup Dinas Pendidikan Kota Samarinda.Daycare tempat Yusuf dititipkan akhirnya ditutup Dinas Pendidikan Kota Samarinda. Foto: Yovanda-detikcom

Jumat, 27 Desember 2019

Dinas Pendidikan Kota Samarinda menutup tempat penitipan anak (daycare) dan PAUD Jannatul Athfaal karena lalai mengawasi muridnya sehingga Yusuf tewas dan ditemukan di sebuah parit.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, mengatakan penutupan PAUD tersebut secara resmi terhitung sejak hari ini, tanggal 27 Desember 2019.

"Kami melihat surat polisi bahwa sekolah lalai. Apalagi tidak ada CCTV. Kami harus saling menjaga. Padahal, imbauan untuk CCTV dan pagar sudah sejak dulu ada," kata Asli.

Halaman 2 dari 3
(aan/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads