"Nanti saya cek, ya," kata Fachrul Razi di kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi waktu kami di sana dia hanya setuju dengan penambahan 10 ribu dan bukan kuota. Itu tambahan dari Saudi saja. Kalau kuotanya tetap 221 ribu," sambungnya.
Namun Fachrul menyambut positif jika Arab Saudi menambah lagi kuota haji untuk jemaah Indonesia.
"Waktu saya di sana itu tambahannya hanya tambahan 10 ribu menjadi 231 ribu. Kalau ada tambahan banyak, ya lebih baguslah," kata Fachrul.
Fachrul lantas menjelaskan kesulitan mengenai upaya penambahan kuota haji. Dia menyinggung soal wilayah Mina yang dianggap sudah padat.
"Kalau yang lalu mereka (pihak pemerintah Arab Saudi) mengatakan memang kesulitan itu di Mina dan saya pikir kan Mina sudah sesak banget. Pada saat di Mina, kita kan ada yang berkemah di Mina itu. Pada saat haji itu terlalu sempit areanya. Jadi kalau ditambah kuota, nggak bisa lagi. Udah nggak nampung lagi," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menambah kuota haji jemaah Indonesia dari 231 ribu menjadi 250 ribu. Hal ini dikarenakan besarnya antusiasme dan penduduk muslim Indonesia, yang mencapai ratusan juta jiwa, sehingga masa tunggu keberangkatan haji bisa lebih dari 20 tahun.
"Kami memahami bukan hanya penduduk Indonesia yang ingin menunaikan ibadah haji, tapi juga seluruh umat Islam dunia. Namun, mengingat Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar dunia, kami memohon kepada Raja Salman agar kuota haji Indonesia ditambah. Penambahan itu bisa memangkas waktu tunggu setidaknya menjadi di bawah 10 tahun, sehingga bisa mempercepat penduduk Indonesia menunaikan rukun Islam kelima, menunaikan ibadah haji," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Selasa (24/12).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini