Bantul - Ketua RT 07, Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Bantul, Suparno (50) menduga
kerangka manusia yang ditemukan di dalam
septic tank milik Waluyo adalah menantu Waluyo, yakni Ayu Selisa. Polisi mengaku masih mendalami hubungan antara kerangka tersebut dengan Waluyo.
Suparno mengungkap Selisa telah menghilang sejak 2009. Sedangkan suami Selisa yang juga anak Waluyo yakni, Edi Susanto meninggal dengan cara gantung diri. Edi juga sempat meninggalkan wasiat yang berisi ingin menyusul Selisa dan neneknya.
Kembali tentang penemuan kerangka, Suparno menjelaskan penemuan kerangka itu bermula saat polisi mendatangi rumah Waluyo, Minggu (22/12) sore. Tak lama setelah itu polisi membongkar
septic tank milik Waluyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu dari petugas yang tahu, masyarakat tidak ada yang tahu, yang tahu dari petugas. Jadi tahu-tahu ada polisi datang. Polisi datang sekitar jam 5 sore dan evakuasi sampai jam 9 (malam)," katanya saat ditemui di tempat jualannya, Pasar Niten, Dusun Geneng, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten
Bantul, Senin (23/12/2019).
"Setelah pembongkaran, kerangka itu dibawa ke RS Bhayangkara, tapi hasilnya belum ada," imbuh Suparno.
Penemuan kerangka itu lantas memicu kecurigaan warga, mengingat sebelumnya ada polisi yang mencari keberadaan Selisa yang hilang sejak 2009.
"Dari dulu ada polisi ngomong-ngomong 'saya dimintai tolong ibunya Mbak Seli untuk mencari Seli yang hilang sejak 2009'," ujar Suparno.
Kecurigaan bahwa kerangka itu adalah Selisa semakin menguat saat suaminya, yakni Edi Susanto meninggal dunia dengan cara gantung diri.
"Gantung diri ada surat wasiatnya, mungkin terungkap dari situ. Ada pesan di situ dari kepolisian mungkin ada dugaan itu mungkin terus dikembangkan," ucapnya.
"Wasiat itu intinya berisi '
pak, mak, aku arep nyusul mbok tua (pak, buk saya mau menyusul simbah) sama istri saya. Nah, itu kan jadi kecurigaan (maksud) 'nyusul istri saya itu', apalagi selama ini tidak ada yang tahu dia (Seli) di mana," sambung Suparno.
Selain itu, Suparno mengungkap pascameninggalnya Edi, keluarga Selisa sempat menanyakan keberadaan anaknya. Bahkan, beberapa hari kemudian orangtua Selisa mendatangi Waluyo untuk menanyakan keberadaan anaknya.
"Apalagi dari informasi, ibunya (Selisa) itu pernah mimpi kalau anaknya ada di daerah situ
septic tank milik Waluyo)," katanya.
"Tapi nunggu kepastian apakah itu kerangka Seli atau bukan kan belum tentu. Tapi kemungkinan besar, kan iya," sambung Suparno.
Suparno menjelaskan Edi dan Selisa menikah pada 2006 silam. Setelah menikah keduanya kerap tinggal di rumah Waluyo dan sesekali tinggal di kediaman Selisa di Kota Yogyakarta.
"Dan setahu saya keduanya nggak pernah cekcok ya. Tapi kalau Edi ditanyai warga ke mana istrinya? Dia (Edi) jawabnya sudah cerai, jadi warga ya tahunya tidak kelihatan itu karena sudah cerai," ucapnya.
Suparno melanjutkan, bahwa selama hidupnya Edi adalah pribadi yang tidak pernah neko-neko dan kerap berinteraksi dengan warga setempat. Namun, Edi kerap tidak ada berada di rumah karena bekerja serabutan.
"Tapi setelah cerita kalau cerai itu Edi seperti depresi itu, kaya ada pikiran yang berat," katanya.
Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya menyebut sebelumnya memang ada informasi orang hilang yang masuk ke Polresta Yogyakarta. Dari informasi tersebut polisi melakukan penyelidikan dan mengarah ke rumah Waluyo.
"Ada informasi orang hilang dan koordinasi (dengan Polres Bantul). Kalau atas namanya (orang hilang) siapa belum kroscek," ucap Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya saat dihubungi wartawan, Senin (23/12).
Menyoal keterkaitan surat wasiat Edi dengan hilangnya Selisa, Riko mengaku masih mendalaminya.
"Itu kita dalami lewat keterangan keluarga-keluarganya. Apakah (Edi) nyusul istrinya itu, apakah itu istrinya yang di dalam itu (surat wasiat Edi) atau siapa, gitu kan," katanya.
"Dia munculkan nama istrinya (dalam wasiat), 'menyusul' istrinya itu. Nah, istrinya ini dengan pihak keluarganya seperti apa, awalnya kan info orang hilang kan seperti itu, apa dia minggat, menghilang," imbuhnya.
Riko menegaskan polisi masih menunggu hasil autopsi kerangka.
"Nah, nanti kita juga minta sampel darah atau apa sesuai nanti kebutuhan dari Rumah Sakit Bhayangkara (Polda DIY) untuk pembandingnya," ucapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini