Tidak jarang, para siswa menginap di sekolah jika arus sangat deras dan air Sungai Ciderma meluap sehingga tidak memungkinkan mereka pulang. Sewaktu melintas sungai, para siswa memasukkan sepatu ke dalam tas dan menggunakan sandal agar tetap kering setiba di sekolah. Terkadang di dalam tas tas hanya diisi buku dan pelajaran menulis, tetapi juga pakaian ganti.
Kalau hujan deras mengguyur wilayah itu beberapa jam, air sungai bisa meluap hingga ketinggian lima meter. "Kalau airnya tidak tinggi, saya maksa berenang nyeberang sungai," Rifky Abdul Latief, siswa kelas 4 SDN Bimakarya Leles, Cianjur, Senin (23/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku kerap takut saat melintasi Sungai dengan kondisi meluap, sebab arus air cukup deras. Namun semangatnya untuk belajar mengalahkan ketakutannya.
"Supaya bisa sekolah. Kalau tidak masuk (sekolah) nanti ketinggalan pelajaran," tutur Rifky.
Bagi pelajar yang masih kecil, terutama di tingkat PAUD, biasanya digendong oleh warga yang sudah siaga di pinggir sungai. Idris (40), warga setempat mengatakan, membantu siswa menyeberang sungai ini lantaran khawatir terbawa arus.
"Daripada anak-anak terjadi sesuatu. Maknya warga bergantian menyeberangkan. Soalnya sempat ada siswa yang tenggelam dan terbawa arus hingga meninggal dunia," ucap idris.
Kalau luapan air mencapai lima meter, para siswa memilih tidak sekolah. "Para orang tua melarang anaknya sekolah kalau sungai sudah meluap parah. Kan bisa sampai masuk pekarangan rumah jika hujan seharian," kata Idris.
Di sisi lain, Saadulloh salah seorang guru Mts Leles menjelaskan, meski para siswa dihadapkan pada kondisi yang memprihatinkan, dimana mereka harus melintasi sungai berarus deras, semangat belajarnya cukup tinggi.
"Mayoritas tetap memaksakan sekolah, kecuali kalau memasang sudah tidak memungkinkan yakni saat luapan air sungai Ciderma sangat tinggi. Para guru pun memaklumi jika mereka tak bersekolah, ada dispensasi," tuturnya.
Tetapi, memasuki waktu ujian, tidak sedikit siswa yang memilih untuk tidur di sekolah atau rumah kerabat serta temannya di lingkungan sekitar sekolah. Sehingga mereka tak ketinggalan ujian.
"Ada yang sampai tidur di sekolah, namun banyaknya yang menginap di rumah saudaranya. Mungkin kalau sudah ada jembatan, mereka bisa lebih nyaman dan aman untuk berangkat ataupun pulang sekolah, kasihan kalau kondisinya terus seperti itu," ucap Saad.
Warga Desa Karyamukti Kecamatan Leles Kabupaten Cianjur, Jawa Barat harus menantang maut melintasi Sungai Ciderma. Bahkan sudah puluhan tahun warga mengharapkan adanya pembangunan jembatan di Sungai berarus deras tersebut.
Total pelajar di tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMK/SMK sederajat di wilayah tersebut mencapai ratusan siswa.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini