Pesawat Jatuh, Penumpang Selamat Terpaksa Jadi Kanibal Agar Hidup

Mesin Waktu

Pesawat Jatuh, Penumpang Selamat Terpaksa Jadi Kanibal Agar Hidup

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Senin, 23 Des 2019 13:02 WIB
Foto: Penumpang pesawat jatuh yang mampu bertahan hidup (AP)
Jakarta - Pada tanggal ini tahun 1972, sebanyak 16 orang korban pesawat yang menabrak gletser di pegunungan Andes, Provinsi Mendoza, Argentina berhasil diselamatkan tim penyelamat. Para korban ini ditemukan setelah 72 hari berada di lokasi kecelakaan.

Pesawat nahas milik Angkatan Udara Uruguay ini membawa 40 penumpang dan lima kru. Disewa untuk mengangkut anggota tim rugbi Old Christians Club dari Montevideo, Uruguay yang dijadwalkan bertanding melawan tim rugbi Inggris di Santiago, Chile.


Rombongan berangkat dari Bandara Internasional Carrasco, Montevideo pada 12 Oktober 1972. Namun cuaca buruk menghadang. Mereka harus mendarat di Mendoza. Ketika penerbangan dilanjutkan keesokan harinya, cuaca buruk kembali datang. Kini pilot tak mampu menyelamatkan pesawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat dengan nomor penerbangan 571 itu menabrak gunung es di ketinggian 3.500 meter sekitar pukul 15.34 WIB. Tiga penumpang dan dua kru yang berada di ekor pesawat langsung tewas.

Hari demi hari korban yang tewas semakin bertambah. Bala bantuan tak kunjung datang karena Lokasi kecelakaan itu sangat terpencil. Berada di pegunungan es di perbatasan Cili dan Argentina.

Salah satu penumpang pesawat yang selamat bernama Roberto Canessa. Saat pesawat jatuh, dia masih berusia 19 tahun dan seorang mahasiswa kedokteran di Stella Maris College, Montevideo.

Canessa dalam buku biografinya I Had To Survive: How a Plane Crash in The Andes Inspired My Calling to Save Lives menceritakan bagaimana para korban yang selamat bisa bertahan hidup. Salah satunya dengan memakan daging dari tubuh kawan-kawan mereka yang sudah meninggal.
Pesawat Jatuh, Penumpang Selamat Terpaksa Jadi Kanibal Agar HidupFoto: Lokasi jatuhnya pesawat yang dijadikan monumen peringatan (Wikimedia commons)

"Saya tidak peduli. Kami waktu itu memang harus makan mayat-mayat tersebut," ujarnya pada National Geographic. Awalnya Canessa mengaku batinnya sangat tersiksa menyantap daging itu. "Mulut tidak ingin terbuka karena kami merasa sangat sedih, sedih tentang apa yang harus kami lakukan."

Canessa juga mengaku, secara pribadi dirinya merasa merusak martabat kawan-kawannya yang telah tewas. "Tetapi kemudian saya berpikir, jika saya yang tewas duluan saya akan merasa bangga bahwa tubuh saya dapat digunakan untuk orang lain untuk bertahan hidup."

Setelah berminggu-minggu kemudian, Canessa berhasil mendapatkan bantuan. Tepat tanggal 22 Desember, helikopter angkatan bersenjata Cili menemukan lokasi kecelakaan dan sehari kemudian seluruh korban diselamatkan.
Halaman 2 dari 2
(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads