Dituding Bawa Preman Saat Rapat Bahas Kongres, Pro-Zulhas Menepis

Dituding Bawa Preman Saat Rapat Bahas Kongres, Pro-Zulhas Menepis

Haris Fadhil, Elza Astari Retaduari - detikNews
Sabtu, 21 Des 2019 18:02 WIB
Rapat persiapan Kongres PAN (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Eks Ketua DPP PAN Agung Mozin menuding petahana Ketua Umum Zulkifli Hasan (Zulhas) membawa preman-preman saat rapat persiapan Kongres pemilihan ketum. Kubu Zulhas membantah dan justru balik menuding.

Tudingan tersebut datang dari mantan Ketua DPP PAN Agung Mozin. Ia menyebut rapat harian yang digelar semalam di kantor DPP PAN berakhir rusuh karena Zulkifli membuat keputusan sepihak soal panitia Kongres.

"Semalam itu dia langsung angkat Eddy Soeparno sebagai Ketua SC (Steering Committee) dan Eko Patrio jadi OC (Ketua Organizing Committee). Kemudian pada nggak setuju," ungkap Agung kepada detikcom, Sabtu (21/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Agung, yang mengaku dipecat dari kepengurusan oleh Zulhas, menyatakan rusuh terjadi karena pemilihan SC dan OC tidak dilakukan secara voting. Padahal, saat rakernas lalu, voting dilakukan saat pemilihan panitia.

Peserta rapat, termasuk yang terdiri atas kubu lawan Zulhas, disebut memprotes keputusan itu. Namun, menurut Agung, Zulhas tak menggubrisnya dan langsung menutup rapat.

"Ketika orang-orang sudah pada teriak-teriak protes, dia langsung ketok, kabur terbirit-birit bawa palu di dadanya. (Rapat) rusuh, mereka membawa preman-preman, beberapa orang dari luar, (yang bawa) Zulkifli Hasan," sebut Agung.

"Pak Amien (Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais) juga sudah ada di situ. Waktu mau voting, jumlah pendukung dia dan lawan seimbang. Makanya dia kabur, sudah nggak pede dia. Dia sudah tidak menghargai Pak Amien. PAN sudah seperti partai abal-abal. Orang-orang yang terdidik jadi seperti ini," sambungnya.

Dituding Bawa Preman Saat Rapat Bahas Kongres, Pro-Zulhas MenepisAgung Mozin (Foto: dok. pribadi)
Agung juga menuding Zulhas melanjutkan rapat kembali bersama para pendukungnya. Rapat digelar di rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra di Jakarta Selatan.

"Kemudian (Zulhas) kabur ke rumah dinas Ketua MPR di (kompleks) Widya Chandra dan melanjutkan rapat dengan pendukungnya sehingga rapatnya tidak sah. Selain rapat bukan di kantor DPP PAN, juga telah menggunakan fasilitas rumah dinas untuk kepentingan pribadinya," ujar Agung.

Dia pun mempersoalkan Zulhas yang masih tinggal di rumah dinas Ketua MPR. Zulkifli pada periode DPR/MPR sebelumnya memang menjabat sebagai Ketua MPR, namun periode ini posisinya diisi Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Zulkifli menjadi Wakil Ketua MPR.

"Kata staf kesekjenan MPR, kelakuan Saudara Zulhasan yang minta fasilitas dan perlakuan standar Ketua MPR, baik soal jatah 4 Pilar juga ruang dan rumah dinas yang tidak mau dipindahkan, ini sungguh memalukan warga PAN," tuding Agung.

"Rumah dinas Zulkifli Hasan sebagai wakil harus pindah, tapi dia masih bertahan di tempat yang mesti ditempati oleh Ketua MPR yang baru, Bamsoet, tapi malah nggak mau keluar dari sana," imbuhnya.

Pernyataan Agung dibantah Ketua DPP PAN yang juga loyalis Zulkifli, Yandri Susanto. Ia menyebut Zulkifli masih bertahan di rumah dinas Ketua MPR setelah ada pembahasan dengan Bamsoet.

"Sudah ada pembicaraan dengan Pak Bambang Soesatyo, nggak ada masalah. Karena Pak Bambang nggak pindah, mbak Puan (Ketua DPR Puan Maharani) juga nggak pindah, jadi mereka menempati rumah masing-masing. Jadi Pak Bambang nggak mau (pindah ke rumah dinas Ketua MPR) karena rumahnya sudah direnov bagus," jelas Yandri saat dimintai konfirmasi, Sabtu (21/12).

Menurut Yandri, tak ada persoalan mengenai Zulkifli yang masih tinggal di rumah dinas Ketua MPR. "Mereka happy-happy saja. Hanya orang-orang sirik yang dengki saja kalau analisanya terlalu jauh," sebutnya.


Yandri juga membantah Zulkifli mengadakan rapat dengan para pendukungnya di rumah dinas. Menurut dia, pengurus PAN memang banyak yang suka bertamu, namun bukan acara resmi.

"Kalau Bang Zul terima tamu ya biasa, namanya kan rumah dinas itu salah satu fungsinya terima tamu, apa tamu partai, tamu luar, tapi kalau rapat-rapat resmi nggak ada. Khusus ngundang resmi itu nggak," tegas Yandri.

Soal tudingan Zulkifli membawa preman di rapat semalam, Ketua Komisi VIII DPR itu memastikan hal tersebut tidak benar. Menurut Yandri, tak ada gunanya Zulkifli membawa preman-preman di rapat.

"Nggak pernah Bang Zul, justru mungkin pihak lain yang bawa preman. Ngapain? Dia kan ketua umum yang sah hari ini," kata Yandri.

Dituding Bawa Preman Saat Rapat Bahas Kongres, Pro-Zulhas MenepisYandri Susanto (Lamhot Aritonang/detikcom)

"Tanda tangannya masih berlaku, surat menyuratnya masih berlaku. Surat keputusan Bang Zul itu masih berlaku, untuk mengesahkan panitia, untuk mengundang peserta kongres, ngapain bawa preman?" imbuh dia.

Yandri justru balik menuding. Jika memang ada pihak-pihak luar PAN, ia menilai itu dibawa pihak lain.

"Kalaupun tadi malam banyak preman, mungkin pihak lain yang mengerahkan. Tidak ambil pusing soal itu. Selama mekanisme dipenuhi dalam rapat, keputusan sudah diambil, ya sudah kita jalan terus. Kemungkinan besar Sultra bisa jadi lokasi Kongres," tutup Yandri.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads